"Kamu mau makan sesuatu?"
"Gak usah Bu, Yoshi masih kenyang kok"
"Tapi dari tadi kamu gak makan apa-apa"
"Nanti Yoshi minta kalau laper"
Maya menghelah nafasnya mendengar ucapan Yoshi, sungguh ini sudah yang kesekian kalinya ia menawari Yoshi makan tapi anak itu terus saja menolak. Masalahnya dia belum memakan apapun dari tadi.
'Brakk'
Pintu terbuka dengan keras membuat Maya dan Yoshi segera mengalihkan pandangan mereka ke arah pintu. Di sana Rian berdiri dengan tatapan tajamnya sambil menatap Yoshi dan Maya bergantian.
"Ayah" panggil Yoshi sambil tersenyum melihat Rian sekarang berdiri di depannya.
Rian berjalan dengan langkah cepat untuk menghampiri Yoshi dan....
'Plakk'
Maya membulatkan matanya melihat hal yang dilakukan oleh Rian kepada Yoshi. Sedangkan Yoshi ia hanya diam sambil memegangi pipinya yang terasa kebas akibat tamparan papanya.
"Kenapa kamu tampar Yoshi!" Ucap Maya marah kemudian mendorong Rian menjauh dari Yoshi.
"Kamu benar-benar mengabaikan peringatan saya selama ini" ucap Rian masih menatap Yoshi tajam.
"Tidak bisakah kamu menjauh dari hidup saya dan keluarga saya? Kamu sudah membuat anak saya buta Anak sialan!!" Teriak Rian kepada Yoshi.
"KAMU HARUSNYA TIDAK DEKAT-DEKAT DENGAN ORANG-ORANG! KAMU ITU PEMBAWA SIAL, ORANG-ORANG YANG DEKAT SAMA KAMU AKAN IKUT SIAL KAMU-"
"DIAM!"
Rian menghentikan ucapannya ketika Maya ikut berteriak kepadanya.
"Pergi dari sini sekarang juga" ucap Maya mengecilkan suaranya tetapi terdapat nada dingin di suara wanita itu.
"Saya belum selesai dengan anak sialan itu-"
"PERGI DARI SINI SIALAN!" Teriak Maya sambil mendorong Rian ke arah pintu keluar.
"PERGI DAN JANGAN PERNAH TEMUI ANAK SAYA LAGI!!"
Rian tersenyum miring melihat Maya yang menatapnya penuh amarah.
"Habiskan waktu kamu dengan anak sialan itu karena saya akan membawa kasus ini ke pengadilan" ucap Rian setelah itu pergi meninggalkan ruangan Yoshi.
'Brakk'
Rian membanting pintu saat keluar dari ruangan Yoshi. Nafas Maya terengah akibat marah, ia kemudian beralih menatap Yoshi yang terduduk di atas ranjang dengan pandangan kosong yang lurus ke depan. Maya menatap iba anak itu, ia segera mendekati anaknya dan membawa anak itu ke dalam dekapannya.
"Kamu gapapa nak?"
"Bu, Yoshi gak ngapa-ngapain Nathan"
Maya mengangguk sambil terus memeluk Yoshi erat.
"Ibu tau, kamu nggak mungkin lakuin itu Yoshi"
"Bu seandainya nanti Yoshi udah gak tahan sama semua ini Yoshi bisa istirahat kan?"
Maya tertegun sejenak mendengar kata-kata Yoshi.
"Istirahat?" Tanya Maya, ia merasa janggal dengan kata itu, entah kenapa ia merasa ada maksud lain dengan kata istirahat yang dikatakan oleh Yoshi.
"Iya Bu" Maya tidak menjawab pertanyaan Yoshi ia hanya terdiam dengan pikiran yang berkecamuk sekarang.
"Yoshi pernah denger kalau orang dewasa juga bisa capek, tapi kok ayah gak pernah capek ya Bu benci sama Yoshi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion [End]
Teen Fiction"Aku mau kenal kamu lebih jauh, biarin aku masuk ke dunia kamu." -Alina Venus Anandita "Jangan, dunia aku terlalu gelap untuk kamu yang terbiasa dengan keterangan." -Yoshi Vattel Sebastian