Sejak hari dimana Yoshi mengetahui bahwa Alin pacaran dengan Nathan ia menjadi menjauhi gadis itu. Bukannya apa-apa Yoshi hanya tidak mau membuat masalah dengan Nathan, sebenarnya ia cukup kehilangan mengetahui Alin tidak bisa dekat-dekat dengannya lagi. Jujur saja kehadiran gadis itu di hidupnya membuat hidupnya sedikit berwarna.
Berbeda dengan Yoshi yang tenang-tenang saja meski merasa kehilangan Alin, gadis itu malah justru uring-uringan sekarang karena merasa Yoshi menjauhinya. Alin tidak bisa tenang dari tadi ia terus bergumam sesekali menendang-nendang udara. Saat ini ia sedang terduduk di sofa di ruang keluarganya, ayahnya sepertinya lembur lagi malam ini. Saat ini jam menunjukkan pukul 8 malam, dan Alin tau bahwa sekarang pasti Yoshi sudah pulang dari pekerjaannya, langsung saja Alin menuju dapurnya dan mengambil beberapa bahan makanan yang ada di lemari es dan memasukkannya ke dalam kantong plastik.
Alin bergegas keluar dari rumahnya dan berjalan menuju rumah Yoshi yang ada di sebelah rumahnya.
Tok tok tok
Cukup lama Alin mengetok pintu rumah Yoshi, hingga beberapa saat kemudian seseorang membukanya dari dalam.
Yoshi tersentak kaget saat mendapati Alin berdiri di depan pintu rumahnya. Mau apa gadis itu malam-malam ke rumahnya?
"Hai" sapa Alin sambil tersenyum kikuk.
"Kamu ngapain kesini?"
"A-aku aku mau di masakin kamu"
Yoshi hanya diam sambil memperhatikan Alin, Alin yang melihat Yoshi hanya diam menjadi geram sendiri.
"AKU KE SINI MAU KETEMU KAMU! KAMU JAUHIN AKU TERUS BEBERAPA HARI INI! AKU NGGAK TERIMA!! AKU GAK MAU DI JAUHIN KAMU!!" Teriak Alin sambil menatap Yoshi dengan mata berkaca-kaca.
"A-alin kamu jangan nangis" ucap Yoshi khawatir saat melihat air mata gadis itu yang sudah hampir jatuh.
"Hiks kamu jahat Yoshi, kamu jauhin aku hiks"
Yoshi gelagapan sendiri saat melihat Alin yang sudah sesegukan di depannya. "Ayo masuk dulu" ajak Yoshi sambil menarik Alin masuk ke dalam rumahnya.
Saat sudah di dalam Yoshi kembali berbalik untuk menutup pintu, dan saat ia hendak berbalik lagi ke arah Alin ia tersentak saat gadis itu tiba-tiba saja menerjang dirinya. Alin menjatuhkan kantong berisi bahan makanannya ke lantai dan langsung memeluk Yoshi saat cowok itu hendak berbalik menghadapnya.
"A-alin" panggil Yoshi lirih, sungguh rasanya badannya tidak bisa di gerakkan sekarang. Ini pertama kalinya ada yang memeluknya selain neneknya, bahkan ibunya pun tidak pernah memeluknya seperti ini sebelumnya.
"Jangan jauhin aku lagi hiks"
Mendengar isakan yang keluar dari mulut Alin membuat Yoshi mulai menggerakkan tangannya untuk balas memeluk gadis itu, ia dengan pelan mengelus punggung Alin dengan lembut.
"Maaf"
"Kamu kenapa jauhin aku?" Tanya Alin sambil mendongak tanpa melepaskan pelukannya kepada Yoshi.
Yoshi menunduk untuk melihat wajah gadis di pelukannya itu, wajah penuh air mata dan hidung merah itu sangat menggemaskan di matanya. Dengan senyum kecil dan tatapan lembut Yoshi bersuara untuk menjawab pertanyaan Alin.
"Aku nggak mau bikin masalah sama Nathan, kamu pacar dia sekarang dan aku gak mau dia salah paham kalau aku deket-deket terus sama kamu"
Mendengar jawaban Yoshi, membuat Alin kembali masuk ke dalam pelukan cowok itu.
"Tapi aku gak bisa jauh dari kamu, plis jangan jauhin aku Yoshi"
"Hmm"
"Kamu janji jangan jauhin aku lagi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion [End]
Teen Fiction"Aku mau kenal kamu lebih jauh, biarin aku masuk ke dunia kamu." -Alina Venus Anandita "Jangan, dunia aku terlalu gelap untuk kamu yang terbiasa dengan keterangan." -Yoshi Vattel Sebastian