Sekarang sudah 3 hari sejak dimana Rian datang ke rumah Yoshi, Yoshi sekarang sudah seperti bisa kembali bahkan ia sudah kembali bersekolah dan bekerja. Di sekolah sebisa mungkin Yoshi menghindari Nathan bahkan jika dari jauh ia melihat cowok itu maka ia akan bersembunyi agar Nathan tidak terganggu dengan keberadaannya.
Saat keluar dari gerbang rumahnya Yoshi tidak sengaja melihat Nathan yang keluar dari gerbang rumah Alin hal itu membuatnya mengurungkan niatnya meneruskan langkahnya, ia berdiri di tempatnya sambil melihat ke arah Alin yang sepertinya akan berangkat ke sekolah bersama Nathan, namun raut wajah gadis itu sangat masam dengan bibir yang berpout maju.
Yoshi terus menunggu kedua orang itu agar berangkat duluan supaya ia juga bisa berangkat. Setelah menunggui dua orang itu yang sepertinya berdebat sebentar terlihat dari raut wajah mereka, akhirnya setelah beberapa menit mereka pergi juga, hal itu membuat Yoshi juga meninggalkan pekarangan rumahnya dan berangkat ke sekolah.
Sementara di atas motor Nathan terlihat Alin yang masih mempertahankan raut masamnya. Nathan yang melihat itu dari kaca spion motornya sebenarnya sudah gemas sedari tadi dengan gadis itu. Nathan memang menjemput Alin tadi di rumahnya dan karena itu juga gadis itu jadi kesal padanya, tetapi bukan Nathan namanya jika tidak memaksakan kehendaknya, ia terus membujuk Alin agar mau berangkat bersamanya, akhirnya setelah perdebatan panjang mereka Alin mengalah dan berakhir berangkat bersama Nathan.
"Udah dong Lin, muka Lo jangan kayak gitu terus, jelek soalnya!" Ucap Nathan sedikit mengeraskan suaranya karena ia sedang memakai helm.
Dukk
Langsung saja Alin memukul pundak Nathan ketika mendengar ucapan cowok itu.
"Udah tukang paksa! Tukang ejek lagi!" Ucap Alin juga mengeraskan suaranya dengan nada sinis di sana.
Nathan semakin terkekeh saat melihat bibir Alin yang tambah maju karena kesal.
"Iya iya deh maaf, Lo yang paling cantik kok"
"Basi tau gak" ucap Alin sambil memutar bola matanya malas.
Nathan tersenyum miring mendengar ucapan gadis itu kemudian tanpa aba-aba ia menarik gas motornya membuat Alin refleks memeluk pinggangnya akibat terkejut.
"NATHAN! KALAU AKU JATUH GIMANA?!"
"Maaf sayang" ucap Nathan sambil terkekeh, tetapi Alin bukannya baper mendengar panggilan Nathan ia malah mencubit pinggang cowok itu.
"Akkhhh, sakit Alin!"
"Bodo! Kamu sih ngeselin"
Dalam hati Nathan menggeram karena merasa gemas dengan gadis yang ia bonceng itu.
Setelah menempuh perjalanan yang cukup dekat, Nathan dan Alin akhirnya sampai di sekolah. Kedatangan mereka tentu mengundang perhatian anak-anak yang lain, berita tentang hubungan mereka memang sudah menyebar ke seluruh penjuru sekolah, bagaimana tidak Nathan adalah cowok famous dan Alin adalah anak baru yang cukup terkenal juga karena kecantikannya, hal itu lah yang membuat hubungan mereka ini membuat heboh satu sekolah.
"Yuk masuk" ajak Nathan sambil memegang tangan Alin.
"Aku bisa jalan sendiri" ucap Alin sambil melepaskan pegangan tangan Nathan. Nathan yang melihat itu menatap Alin dengan pandangan tidak suka, ia kembali memegang tangan gadis itu dan menggenggamnya erat saat Alin mencoba melepaskannya kembali.
"Gue mau jalan masuk sama pacar gue! Dan Lo harus nurut, Ngerti?!" Ucap Nathan menekankan kata-katanya.
Alin yang mendengar itu seketika langsung mengangguk kaku apalagi saat melihat tatapan Nathan yang sangat mengintimidasi dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion [End]
Teen Fiction"Aku mau kenal kamu lebih jauh, biarin aku masuk ke dunia kamu." -Alina Venus Anandita "Jangan, dunia aku terlalu gelap untuk kamu yang terbiasa dengan keterangan." -Yoshi Vattel Sebastian