4-Pembullyan

414 75 3
                                    

Saat ini waktu menunjukkan pukul 8 malam, Yoshi telah selesai dengan pekerjaannya sebagai karyawan cafe, sekarang ia sedang menuju ke sebuah restoran ternama, ia bekerja sebagai tukang cuci piring di sana.

Yoshi berangkat ke sana menggunakan skateboard kesayangannya. Pekerjaan Yoshi di restoran ini sudah ia tekuni selama 2 bulan, sedangkan yang di cafe Athena sudah berjalan 5 bulan. Meski gaji sebagai tukang cuci piring tidak seberapa tetapi Yoshi tetap melakukannya demi mendapatkan uang.

"Permisi kak"

"Ehh Yoshi kamu sudah datang, cepat selesaikan ini ya kakak mau ke depan dulu lagi banyak pelanggan soalnya". Ucap seorang lelaki berumur 25 tahun bernama Fahri. Fahri ini sudah lebih lama bekerja di restoran ini daripada Yoshi, dia adalah pelayanan tetapi sesekali dia juga membantu di dapur.

"Iya kak".

Setelah menyerahkan pekerjaannya ke Yoshi Fahri segera meninggalkan tempat itu dan menuju ke depan untuk melayani pelanggan. Sementara Yoshi ia langsung melanjutkan mencuci piring.

******

"Happy birthday mama"

"Makasih pah"

"Happy birthday mah"

"Makasih Nathan"

Sementara di restoran yang sama sebuah keluarga kecil sedang merayakan ulang tahun dari nyonya keluarga mereka. Sebut saja keluarga Adikusuma, sang kepala keluarga bernama Rian Chandra Adikusuma, dan sang nyonya bernama Sofia Alita Adikusuma, dan jangan lupakan anak tunggal mereka, Nathan Sadewa Adikusuma. Mereka sekarang tengah makan malam bersama untuk memperingati hari kelahiran Sofia.

"Gimana sekolah kamu Nat?" Tanya sang papa.

"Baik pah" jawab Nathan singkat.

"Ya baik lah pah, anak mama itu gak pernah ngecewain, iya kan Nat" Ucap Sofia yakin kepada Nathan. Nathan yang mendengar ucapan mamanya hanya mengangguk mengiyakan.

"Permisi, silakan di nikmati" ucap seorang pelayan pria sambil meletakkan makanan pesanan keluarga Adikusuma.

Rian hanya mengangguk untuk merespon ucapan pelayan itu. Setelah kepergian pelayan laki-laki itu keluarga Adikusuma segera memakan hidangan yang ada di meja dengan nikmat.

Kembali lagi ke dapur sekarang Yoshi telah selesai dengan pekerjaannya, ia mendudukkan dirinya sejenak untuk beristirahat.

"Yoshi"

Yoshi menoleh saat suara Fahri memasuki indera mendengarnya. Sontak saja Yoshi langsung berdiri saat melihat Fahri sedang berdiri di dekatnya duduk.

"Iya kak?"

"Bisa tolong kamu antanrkan Dizert ini ke meja no 9?"

"Bisa kak, kebetulan pekerjaan aku udah selesai" ucap Yoshi sambil berjalan menuju Dizert yang harus ia antanrkan.

Yoshi berjalan menuju meja yang diberitahukan oleh Fahri tadi. Saat sudah sampai di meja itu Yoshi segera menghidangkan Dizert yang dibawanya di meja.

"Silahkan di nikmati Dizertnya-"

Deg

Yoshi terdiam saat melihat siapa yang ada di depannya sekarang. Ia sungguh tidak menyangka jika yang ia antanrkan Dizert adalah keluarga Ayahnya. Dengan gugup Yoshi meletakkan Dizert yang dibawanya ke meja, Yoshi melirik takut-takut ke arah ayahnya yang menatapnya sudah seperti ingin membunuhnya. Karena saking gugupnya Yoshi akhirnya tidak sengaja menumpahkan Dizert yang berupa ice cream ke salah satu orang yang duduk di meja itu.

"Sial! Lo bisa hati-hati gak sih!!" Umpat cowok yang terkena tumpahan ice cream, dia Nathan, dengan wajah memerah ia berdiri kemudian meraih kerah baju Yoshi yang sudah panik karena tidak sengaja menumpahkan Dizert itu.

Dandelion [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang