"Aku bosen" ucap Alin yang kesekian kalinya pada dirinya sendiri.
Saat ini Alin sedang duduk di bangku yang ada di balkon kamarnya sambil menumpu dagunya dengan tangan.
"Enaknya ngapain ya?"
Huufftt
Karena tidak tau mau melakukan apa Alin memilih bangkit dari duduknya kemudian berjalan memasuki kamarnya, ia ingin keluar tapi ia tidak tau harus kemana. Alin berpikir mungkin jika berjalan-jalan di sekitar kompleks itu akan menghilangkan rasa bosannya.
Tepat saat Alin membuka pagarnya saat itu jugalah Yoshi lewat di depan rumahnya. Seketika mata Alin langsung berbinar melihat kehadiran Yoshi.
"Yoshi!!"
Yoshi menghentikan langkahnya dan baralih menatap Alin yang sedang berjalan ke arahnya.
"Kamu mau kemana?"
"Ke warung, aku mau beli mie instan"
"Bukannya kamu gak terlalu suka makan mie instan ya?"
"Aku mulai kerja jadi tukang delivery makan Alin, dan aku kerjanya tengah malam, aku gak akan sempat masak jadi aku mutusin mau stok mie instan aja".
"Ohh, Aku boleh ikut kamu? Aku bosen banget dari tadi" ucap Alin sambil menatap Yoshi dengan tatapan berharap.
Yoshi tersenyum melihat Alin yang menatapnya seperti itu. "Boleh"
"Yeyy, Yuk jalan!" Alin berjalan di depan Yoshi dengan riang, Yoshi yang melihat itu kembali tersenyum. Baginya Alin ini seperti pelangi yang hadir di hidupnya yang abu-abu.
Mereka berdua sampai di toko yang tidak terlalu jauh dari rumah mereka. Yoshi dan Alin berjalan memasuki toko itu.
"Permisi Bu, saya mau beli mie instannya" ucap Yoshi pada seorang ibu-ibu yang sedang bermain ponsel, sepertinya ibu itu adalah pemilik toko.
Ibu-ibu yang disapa Yoshi segera mengalihkan pandangannya ke arah dua orang yang sedang berdiri di depannya.
"Kamu ngapain disini?!" Ucap Ibu itu dengan nada tinggi.
Alin yang mendengar nada suara ibu itu tentu saja tersentak, sedangkan Yoshi ia hanya tersenyum kecil.
"Saya mau beli Bu"
"Saya tidak menjual dagangan saya kepada anak pembawa sial!!"
"Ibu! Ibu kok ngomong gitu sih sama Yoshi?"
"Itu benar dek, anak ini itu adalah anak pembawa sial, dia anak haram, kamu sebaiknya jangan dekat-dekat sama dia"
"Tolong ibu kalau ngomong dijaga ya! Yoshi bukan kayak yang ibu bilang" ucap Alin yang sudah tersulut emosi.
"Alin udah gapapa, kita pergi aja ya" pinta Yoshi, ia tidak mau Alin bertengkar dengan ibu itu.
"Otak kamu pasti sudah dicuci sama anak haram ini kan?! Hehh!! Anak haram, sebaiknya kamu tidak dekat-dekat dengan gadis itu, kamu tidak tau hahh!! Kalau aura pembawa sial kamu itu bisa menular ke orang-orang yang dekat sama kamu!!"
"Cukup Bu!! Dengerin saya ya Bu, Yoshi bukan anak haram!! Dia bukan pembawa sial!! Gak ada anak haram di dunia ini! Semua anak yang dilahirkan itu suci Bu, harusnya ibu sebagai orang yang lebih dewasa tau itu!".
"Itu faktanya!! Dia anak yang lahir tanpa ayah, dan gara-gara aura pembawa sialnya juga neneknya meninggal padahal dia sehat-sehat saja sebelumnya"
"Alin ayo pergi"
"Tapi Yoshi-"
"Udah ayo"
Yoshi segera menarik Alin pergi dari toko itu, ibu tadi ya melihat mereka keluar segera meneriaki Yoshi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion [End]
Teen Fiction"Aku mau kenal kamu lebih jauh, biarin aku masuk ke dunia kamu." -Alina Venus Anandita "Jangan, dunia aku terlalu gelap untuk kamu yang terbiasa dengan keterangan." -Yoshi Vattel Sebastian