18

114K 4.3K 57
                                    

Minimal komen 20 yaa baru kita lanjut 😗

***

"Mainin om, siapa tau om keluar."

Agam tersenyum miring. "Really? Kalau kamu bisa buat aku keluar cuma mainin bagian atas aku bakalan aku beliin apapun yang kamu mau dalam dua minggu ke depan."

Baby menelisik tubuh Agam. "Atas? Fine. Baby bakalan praktekin ilmu yang Baby dapatin di wattpad. Siap-siap aja ya ATM om nanti saldonya kosong."

Agam meremas payudara Baby. "Buktiin dulu bisa atau enggak, sayang."

Baby mengangguk, jari lentiknya mulai mengusap naik turun perut Agam. Sesekali tangannya mampir ke puting Agam dan mencubit puting coklat itu dengan gemas.

Baby menggigit bibir bawahnya saat Agam menatapnya. "Baby emut loh, ya?"

Agam meneguk ludahnya dengan susah, melihat wajah Baby yang seperti itu sudah membuatnya panas dingin. Shit! Sepertinya ia akan kalah dengan gadis nakal ini.

Matanya dengan perlahan mengikuti gerakan kepala Baby yang sudah menuju ke arah dadanya. Tangan gadis itu mengusap pinggang dan pinggulnya dengan lembut. Agam mengepalkan tangannya, menahan desahan yang ingin keluar dari bibirnya.

"Ahh ...." Pertahanannya runtuh saat merasakan mulut hangat Baby sudah melingkupi putingnya.

Baby tersenyum di sela-sela emutannya, puting sebelah kanan Agam ia mainkan dengan tangannya. Ia putar, tarik, dan pelintir seperti yang pernah lelaki itu lakukan terhadap gunung kembarnya. Saat ini ia akan balas dendam.

Agam menggelengkan kepalanya, ia jadi membayangkan bagaimana mulut hangat itu nanti akan melingkupi juniornya. Agam meremas pinggang Baby, mengapa ia jadi sensitif seperti ini?

Baby melepaskan puting Agam dari bibirnya. Perlahan bibirnya mengecup turun ke arah delapan kotak itu.

"Om kalau mau desah, desah aja. Om yang bilang sama Baby kalau gak boleh di tahan."

Agam meremas rambut Baby. "Sayanghhh ...."

Baby melirik celana Agam, ia menyeringai. Kecupan nya kemudian kembali ke atas, ia berhenti di leher Agam dan membuat tanda di leher itu. Baby menjauhkan kepalanya, jarinya mengelus dengan lembut jakun Agam yang tengah naik turun. Baby mengecup jakun itu dan dengan gerakan lambat lidahnya menjilat jakun Agam yang sedari tadi tidak bisa berhenti bergerak.

"Sayang, udahh ...."

"Om belum keluar."

Bibir Baby naik ke rahang tegas Agam. Mengecup beberapa kali rahang itu dan kembali naik ke bibir Agam. Baby menjulurkan lidahnya, membuka bibir Agam dengan mudah nya. Lidahnya memasuki bibir Agam dan bermain di dalam sana.

Agam meremas rambut Baby kembali, entah dari mana gadis ini belajarbelajar hingga bisa jadi seperti ini. Rasanya ia tidak percaya kalau kekasihnya ini di rumah adalah gadis yang di kenal polos, padahal aslinya gadis cantiknya ini bisa saja menjadi gadis yang meresahkan.

Bunyi cecepan membuat suasana di ruangan Agam menjadi panas. AC yang sudah menyala dingin tidak membuat keringat Agam kering.

Baby melepaskan ciumannya, ia berbisik rendah di depan wajah Agam. "Om, keluar yuk."

Tubuh Agam menegang, nafas hangat dan suara rendah Baby membuat miliknya berdenyut. Tangan Agam dengan reflek memegang celana bagian tengahnya yang sudah membesar. "Ahh bebb."

"Iya, keluarin om sayang," ucap Baby dengan jari-jari gadis itu yang tidak berhenti menyentuh tubuh bagian atas Agam.

Agam membuka ikat pinggang, kancing celana, dan yang terakhir resleting celananya, ia sudah tidak tahan!

Om CEO [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang