45

69.4K 2.9K 90
                                    

+628525681****

Gam ....
Sebelumnya gue ngucapin bela sungkawa karena mama sama Arga udah gak ada. Maaf, gue gak ada di sana karena flight gue udah mendesak banget, urusan di sini udah gak bisa gue tinggal lagi. Setelah gue ngabarin lo malam itu gue langsung ke bandara dan ini baru turun langsung dapat kabar kalau mama udah gak ada. Lo mau nuduh gue kalau gue ada sangkut pautnya sama kecelakaan mama lo? Silahkan. Tapi gue sama sekali gak tau tentang itu.
Emm gak enak ngejelasinnya lewat chat, boleh gue telpon? Entah yang baca ini Baby atau Agam, gue bener-bener cuma mau ngejelasin semuanya. Makasih.

Baby meneguk ludahnya, haruskan ia membangunkan Agam? Jujur ia sangat-sangat kepo dengan apa yang akan di bicarakan sapi. Baby menatap ponsel Agam, ia menggigit bibir bawahnya sambil membalas.

Maaf, mas Agam nya lagi tidur, nanti Baby kasih tau.

"Salah gak ya? Enggak lah, ngapain juga salah," gumam Baby.

Baby menunduk saat tangan yang tadinya diam menjadi memelintir putingnya lagi. "Om, kebangun?"

"Huum."

Baby menghela nafas panjang. "Maaf. Ini sapi ada kirim chat."

"Isinya?" Dengan suara seraknya Agam menjawab itu.

"Mau ngejelasin sesuatu katanya."

"Kenapa gak lewat chat aja?"

"Katanya gak enak kalau lewat chat. Tau deh."

Agam mengeluarkan tangannya dari baju Baby, ia menggaruk lengannya. "Kamu boleh?"

"Apanya om?"

"Ngomong sama dia."

"Lah, terserah om."

Agam berdecak, ia menatap Baby dengan dalam. "Kalau kamu gak bolehin aku nelpon dia untuk dengerin penjelasan, aku gak bakalan nelpon. Kalau kamu boleh di sini kita dengerin bareng-bareng. Jawabnya jangan terserah, aku bingung."

"Boleh."

"Kan satu kata ... jangan marah."

Baby mencubit pipi Agam. "Boleh om, boleh, Baby juga kepo."

Baby mengeratkan pelukannya di tubuh Baby, ia menduselkan wajahnya di dada Baby. "Kamu aja yang telpon terus speaker."

Baby mengangguk, ia memencet lambang telepon dan berikutnya dering terdengar. "Kalau ngomong gak jelas matiin aja." Ucapan Agam membuat Baby lagi-lagi menganggukkan kepalanya.

"Gak di ang-"

"Halo."

Baby langsung mengatupkan bibirnya, ia mendekatkan mikrofon ponsel dengan bibir Agam. "Halo."

"Kata lo tidur?"

"Dah bangun, kenapa? Kalau mau ngejelasin langsung aja."

"Sebelumnya gue turut berdukacita atas meninggalnya mama sama Arga."

"Hmm, makasih."

Om CEO [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang