Minal aidzin wal faidzin! Mohon maaf lahir dan batin!
Agam and Baby come back guys.
Kalau nanti aku double atau triple up, mau minta supaya perbandingannya jangan jauh banget vote komen di part sebelumnya sama setelahnya. Gak enaknya kadang kalau update lebih dari satu selisihnya pasti jauh banget.
Thank you 😗Happy reading ^^
***
Agam berdecak, Baby nya ke mana? Menelpon ponsel gadis itu juga tidak di jawab. Agam menghela nafas panjang, sepertinya ia harus menunggu lebih lama. Mungkin Baby masih ada tugas tambahan atau sedang apa gitu. Ia sudah menunggu lima belas menit seperti yang Baby katakan saat ia mengantarkan gadis itu tadi pagi. Jadi mahasiswi FK membuat waktunya dan Baby sedikit berubah, gadisnya sekarang selalu akan membawa tab saat mereka pergi, dan pertemuan mereka yang intens seperti sebelumnya jadi jarang terjadi. Tapi gadisnya tidak berubah, gadisnya tetaplah menjadi Baby yang sering manja dan Baby yang selalu menceritakan apa saja kepadanya, yang berbeda hanyalah kegiatan sehari-hari gadisnya.
"Cantik," gumam Agam saat melihat gadisnya sedang tertawa dan ada gadis lain yang memukul lengan Baby, sudah menjadi kebiasaan cewek sepertinya kalau ketawa pasti memukul.
Agam bercermin di kaca tengah yang ada di mobil, sedikit merapikan rambutnya dan menyemprotkan parfum di area belakang telinganya. Ia terkekeh sendiri saat menyadari tingkahnya, bukankah ini seperti terlalu remaja untuk Agam yang sudah lebih dari 25 tahun?
Pandangan Agam terikat kepada Baby yang sudah berjalan ke arah mobilnya setelah gadis itu melambaikan tangan kepada teman yang tadi tertawa bersamanya. Agam membukakan pintu mobil dari dalam sebelum Baby yang membukanya sendiri. "Hai cantik."
Baby dengan senyum manisnya langsung menyambut sapaan Agam. "Hai pacar Baby yang ganteng."
Agam mengulum senyumnya, tangannya terulur begitu saja saat melihat buliran keringat di kening Baby. Kemudian tangannya mengambil buku yang ada di pangkuan Baby lalu di letakkan di kursi belakang.
"Capeknya Baby langsung hilang kalau gini."
Agam terkekeh, ia mengecup pipi Baby. "Emang gitu kan harusnya tugasnya tunangan?"
Pipi Baby memerah, ia melirik Agam kemudian melirik cincin yang ada di jari manis kirinya. Pacaran pertama kali terus langsung menjadi tunangan orang begitu saja. Senyumnya mengembang saat dagunya di angkat Agam begitu saja sehingga ia bisa melihat kekasihnya dengan jelas.
"Hmm, bener kan?"
Baby terkekeh kecil. "Bener, jadi penghilang capek. Maaf ya om Baby telat, tadi ada tugas yang harus di selesaiin saat itu juga."
"Iya sayang."
"Kita mau ke mana sekarang?" tanya Baby dengan riang. Sepatunya sudah di lepas, kakinya sudah duduk bersila di atas kursi dan tubuhnya sudah sepenuhnya menghadap Agam.
"Si cantik mau ke mana?"
"Mau ke mana bingung, ngikut aja deh."
Agam mengangguk-anggukkan kepalanya. "Ke apart aja mau? Aku udah gak ke kantor lagi, kerjaan udah beres. Atau mau ke mall?"
"Apart aja boleh, Baby lagi males ke mall, kalau di apart bisa sambil ngerjain tugas."
"Mau beli mamam dulu?"
"Nanti beli online aja om, Baby capek mau rebahan."
Agam mengacungkan jempolnya di depan wajah Baby yang membuat Baby tertawa kecil. Gadis itu malah membuka mulutnya dan menggigit begitu saja jempol Agam. "Emot bapak-bapak banget."
KAMU SEDANG MEMBACA
Om CEO [Selesai]
Romance"Lah, om Agam gak mau jadi suami Baby?" Agam menghentikan langkahnya. "Kamu ngelamar saya?" "Gak lah, Baby cuma nanya aja. Om mana mau sama bocil. Tapi, kalau Baby mah mau-mau aja sama om." Agam menarik tangan Baby hingga gadis itu masuk ke dalam pe...