"Lah, om Agam gak mau jadi suami Baby?"
Agam menghentikan langkahnya. "Kamu ngelamar saya?"
"Gak lah, Baby cuma nanya aja. Om mana mau sama bocil. Tapi, kalau Baby mah mau-mau aja sama om."
Agam menarik tangan Baby hingga gadis itu masuk ke dalam pe...
Agam meletakkan jarinya di depan telunjuknya sendiri. "Stt ... diem aja, ikutin aku."
Baby berdecak, ia akhirnya hanya mengikuti langkah Agam masuk ke dalam salah satu restoran terkenal yang sekarang tidak ada pengunjung sama sekali! Padahal kan Baby sudah memakai gaun bagus agar ia di lihat orang cocok sama Agam yang juga memakai jas hitam rapi. Ehh ternyata di bawanya ke restoran yang tidak ada pengunjungnya.
"Pindah aja yok, nanti ada hantunya gimana?"
Agam menggelengkan kepalanya. "Gak papa, hantunya biar sekalian ikut nge-date sama kita."
"Om ih!"
Agam terkekeh, ia mengecup pipi Baby. "Tenang sayang, tempatnya aku yang booking."
Baby berhenti membuat Agam ikut berhenti. "Kenapa?"
"Om yang booking?"
"Iya, khusus malam ini, biar kita romantis tau."
Baby memukul lengan Agam. "Kenapa gak bilang dari tadi sih? Rese! Baby udah takut tiba-tiba ada hantu om!"
Agam mengecup punggung tangan Baby yang sedari tadi di genggamnya. "I hope you like it."
Baby di buat menganga lebar saat Agam baru saja membuka pintu kaca pembatas outdoor dan indoor. Tidak ia sangka ternyata semewah ini yang di maksud Agam.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Baby menatap kagum kanan dan kiri, ahh tidak di depan lebih mengagumkan. Cahaya mentari yang sebentar lagi akan tenggelam dan cahaya dari lampion membuatnya terasa begitu hangat. Agam memang mengajaknya dari jam lima tadi untuk berangkat dan ternyata ini kejutan yang lelaki itu maksud.
"Ayo."
Baby menatap lelaki yang baru saja mengeluarkan suara itu. "I- ini beneran?"
Agam tersenyum, ia mengangguk. "Yes, love."
Baby mengikuti langkah Agam. Rasanya tidak tega menginjak bunga-bunga yang ada di bawahnya. Suara deburan ombak membuat Baby semakin mengeratkan genggamannya dengan Agam, ia kelewat senang!
Agam menarik kursi untuk Baby. "Silahkan princess."
Baby tersenyum malu, kenapa Agam bisa seromantis ini? Ia cabut kata-kata dahulu kalau Agam bukan lelaki romantis. Agam ternyata lelaki romantis dan kelewat peka.
Agam mengambil tangan Baby yang berada di atas meja, ia elus-elus lagi. "You like it, sweety?"
"Really really like it! Ahh om, kenapa seromantis ini?"
"Biar kamu nya seneng."
"Seneng banget! Banget! Banget! Ini beneran yang Baby pengen! Aaaa I love you so much, om."
Agam mengulum senyumnya. "Love you more, sayang."
Baby menatap Agam dengan dalam, betapa beruntungnya ia memiliki Agam. Baby tidak bohong saat mengatakan ini impiannya, ini beneran impiannya. Makan romantis dengan sunset dan lampion serta dengan orang yang di cintainya, begitu indah yang di takdirkan Tuhan untuknya.