30

95.3K 3.7K 66
                                    

Jangan lupa komen ☺👍🏻

***

"Arga bajingan!"

Teriakan itu membuat Aina yang tengah membaca majalah di ruang keluarga terlonjak. Suara anak sulungnya yang penuh dengan emosi membuatnya bingung. "Agam, kenapa?"

Agam berdecak, melihat wajah yang seolah tak berdosa itu membuat Agam rasanya ingin mengumpat lebih. "Anak kesayangan mama ke mana?"

"Belum pulang. Kamu kenapa sih pulang-pulang ke rumah teriak gini?"

"Anak bajing-"

"Jangan sebut gitu! Itu adik kamu Agam!"

"Gak, Agam gak punya adik. Bajingan itu udah nyentuh punya Agam, ma!"

Aina mengangguk. "Oh, setan kecil itu, ya?"

Agam mememas pinggiran sofa, kalau tidak mengingat ini mamanya mungkin tinjuan tangan Agam sudah melayang. "Anak mama itu gak di ajarin sopan santun ya? Baby punyanya Agam, jangan seenaknya dia nyentuh Baby!"

"Kan mama gak ngerestui."

"Agam lagi gak minta restu mama. Mama gak ngerestui Agam sama Baby tapi mama ngerestui Baby sama Arga. Mama gila? Agam juga anak mama, Agam berhak nentuin pilihan Agam!"

"Tapi kamu pewaris utama keluarga Agam! Harus pilih istri yang berkualitas!"

"Berkualitas?" Agam tertawa meremehkan. "Baby kurang berkualitas apa? Mama bahkan tau seluk beluk Baby gimana tanpa Agam kasih tau! Baby sempurna untuk Agam, ma!"

"Enggak, dia gak sempurna untuk kamu."

"Terus Agam peduli? Maaf ma, enggak. Kalau bajingan itu gak ada di rumah Agam pergi, permisi."

Agam menetralkan nafasnya, emosinya sudah di ubun-ubun saja saat berbicara dengan mamanya. Dan senyuman miring nya terbentuk saat menemukan target utamanya baru saja memasuki garasi.

Brukk ....

Suara tubuh Arga yang menyentuh tanah terdengar keras saat Agam memukul lengan Arga dengan kuat. Agam terkekeh, ia mengangkat tubuh Arga dengan mudah dan membuka kaca helm lelaki itu. "Berani lo nyentuh punya gue?" Setelah itu Agam melemparkan tubuh Arga begitu saja hingga pemuda itu menabrak badan mobil mamanya.

"Gue selama ini nahan untuk gak ngehajar lo, tapi sekarang gak bisa. Lo udah nyentuh punya gue, bangsat! Punya hak apa lo nyentuh Baby!" Agam menendangi tubuh Arga, tidak peduli seragam pemuda itu yang kotor akibat pijakan sepatunya.

"ANJING! BABI! BAJINGAN LO ARGA! MAU LO APA, BANGSAT!"

Dengan sisa tenaganya Arga menahan tendangan Agam. Ia mendorong Agam yang sudah di kuasi emosi. Helm nya ia lepas dan itu di gunakan untuk membantunya menyerang Agam. "Lo gak cocok sama Baby! Gue suka sama Baby dari awal masuk SMA tapi dia gak ngerespon gue gara-gara lo, anjing!"

Agam menangkis semua serangan itu, ia menepis helm Arga yang sudah di depan wajahnya lalu dengan gampang menarik kerah seragam Arga. "Lo kira gue suka Baby dari kapan? Dari dia SMP, dari awal gue kuliah dan gue baru bisa dapatin dia sekarang!"

Bugh ....
Plak ....
Bugh ....

"Dan sekarang lo seenaknya mau ngerebut dia dari gue dengan alasan lo suka lama? BASI!"

"TAPI UMUR LO SAMA DIA BEDA JAUH AGAM!"

"TERUS GUE PEDULI? ENGGAK! JUSTRU ITU YANG BUAT GUE SEMAKIN JATUH SAMA DIA!"

Arga mengelap sudut bibirnya yang mengeluarkan darah. Ia menatap mata Agam dengan tajam. "Lo pedofil Agam."

Tiga kata dari Arga membuat emosi Agam semakin memuncak. Ia kembali membogem wajah Arga yang sudah berdarah. "JANGAN PERNAH LO SENTUH BABY GUE LAGI ANJING!"

Om CEO [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang