Heh kok udah part 35 aja 😭
Cepet banget perasaan 😞***
Baby menghela nafas kasar saat tangan Agam memainkan putingnya. "Om beneran tidur gak sih? Kalau enggak Baby bikinin makan."
"Ennghhh ...."
"Gak usah ngerang ih!"
Agam menggesekkan kepalanya di perut Baby, matanya perlahan terbuka. Tangannya masih memainkan bulatan kecil yang sudah mengeras itu. "Gak bisa bobok."
"Kenapa?"
"Masih mikirin kamu nanti gimana."
"Mikirin Baby? Baby kenapa? Baby gak kenapa-kenapa om."
"Takut kalau kamu gak kuat peetahanin hubungan ini."
Baby mengulum senyumnya, ia mengelus rambut Agam untuk menenangkan lelakinya itu. "Om percaya Baby kan? Baby kuat. Selama om selalu ada untuk Baby, om gak main-main di belakang, om nguatin Baby, Baby kuat. Kuncinya cuma kita berdua, om kuat Baby kuat."
Agam tersenyum, ia meletakkan dagunya di atas perut Baby dan menatap gadis itu dari bawah. "Kamu bocil nya aku kan? Kok jadi dewasaan kamu ya dari pada aku?"
Baby yang tadi mempertahankan senyumnya langsung memberengut. "Bocil, bocil, enak aja ngatain Baby kayak gitu."
Agam mengeluarkan tangannya dari bra Baby, kedua tangannya menguyel-uyel pipi gadis yang tengah memberengut kesal itu. "Ulululu, bayi ngambek. Dari pada ngambek masakin aku aja ya?"
"Dari tadi kek."
Agam terkekeh gemas, ia bangun dari tidurnya dan menarik tangan Baby yang terulur kepadanya. "Masakin tiga ya."
"Ha? Tiga? Untuk siapa? Baby dah gak mau makan."
"Untuk aku."
Baby melirik Agam dari samping, setelah Agam memakai kaos lelaki itu mereka berdua langsung menuruni tangga untuk menuju ke dapur. "Tiga di makan sendiri? Om bener?"
"Beneran. Makan mi satu cuma buat cemilan, dua kurang, tiga lebih pas di perut."
Baby menepuk perut Agam. "Lambung aman?"
"Aman."
Baby menggelengkan kepalanya, ya sudahlah terserah kekasihnya ini saja. "Om duduk dulu biar Baby yang masak."
"Oke."
Baby mulai mengiris bawang putih, bawang merah, dan cabe. "Pedes gak?"
"Pedes, sepedes omongan mama."
Baby menahan tawanya, Bukan Baby ya yang ngomong, tapi anaknya sendiri. "Telurnya satu atau dua?"
"Dua, biar sama kayak punyanya aku."
Baby berhenti memotong cabe sejenak, otaknya masih berpikir apa yang dua di tubuh Agam. Baby tau tidak mungkin Agam berpikir anggota tubuh yang normal di lihat mata. Sebentar, lelaki punya satu sosis dan dua bakso bukan? Ahh, sekarang Baby paham!
Melihat Baby mulai memotong cabe kembali Agam tersenyum geli. "Habis mikirin apa kamu?"
"Mikirin cowok yang punya satu sosis sama dua bakso."
Dan jawaban itu membuat Agam menyesal menanyakannya. Mengapa harus bakso? Gak ada barang lainnya? Oke lah mungkin kalau sosis sudah biasa, tapi kenapa harus bakso? Masih ada kelereng maupun bola.
"Ckk."
Decakan itu membuat Agam menoleh. Ia menggeleng, nasib memiliki tubuh pendek seperti Baby. Agam berjalan menuju Baby sambil bertanya, "Mau ngambil apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Om CEO [Selesai]
Romance"Lah, om Agam gak mau jadi suami Baby?" Agam menghentikan langkahnya. "Kamu ngelamar saya?" "Gak lah, Baby cuma nanya aja. Om mana mau sama bocil. Tapi, kalau Baby mah mau-mau aja sama om." Agam menarik tangan Baby hingga gadis itu masuk ke dalam pe...