Suara cecapan dari kedua insan yang baru saja bertunangan itu menghiasi kamar penginapan Baby. Posisi Agam yang mengukung gadis itu di bawahnya dan Baby yang hanya pasrah sambil mengalungkan kedua tangannya di leher Agam. Agam menarik bibir bawah Baby sebelum melepaskan tautan bibir keduanya. Nafas Baby yang menderu langsung mengenai wajahnya. Agam tersenyum, ia mengusap bibir Baby yang memerah. "Love you."
Baby tersenyum, ia menarik Agam hingga lelaki itu menindih tubuhnya. Tidak ia sangka, malam ini Denand memperbolehkan Agam dan dirinya tidur berdua! Abangnya itu pasti susah tau kalau ia dan Agam sudah bertunangan, tetapi yang Baby kaget adalah Denand langsung menuliskan di atas kertas 'BABY BOLEH TIDUR SAMA AGAM, JANGAN ANEH-ANEH! ABANG DENGER DARI KAMAR SAMPING. BABY JUGA BISA DENGERIN ABANG SAMA KARINA KALAU MISALNYA NGAPA-NGAPAIN. OKE? SILAHKAN, HANYA UNTUK MALAM INI!' dan kertas itu di letakkan di depan pintu kamar Baby yang biasa ia tempati dengan Karina. Dan mungkin Denand sudah tidur juga karena mereka pulang pukul sepuluh, atau abangnya juga melakukan sama yang seperti ia lakukan.
"Sayang."
"Iya, om?"
"Gaun kamu kusut."
Baby terkekeh, kode dari Agam terlalu terlihat. Baby mendorong tubuh Agam ke samping. "Bilang aja di suruh buka."
Agam tersenyum malu. Melihat Baby yang sudah akan membuka gaunnya, Agam meneguk ludahnya. Godaan malam ini sepertinya sangat berat. Tidak, ia tidak akan pernah dan tidak boleh memasuki Baby terlebih dahulu.
Baby menaikkan lagi gaunnya saat melihat tatapan Agam yang tidak berkedip saat menatapnya. "Cie, nungguin ya?"
Agam berdecak. "Kamu aja yang ngode. Bilang aja mau di bukain." Agam maju, ia tepat di depan Baby dan tangannya sudah memegang bagian bawah gaun Baby. "Bukain gak?"
"Terserah om."
Agam tersenyum miring, ia mulai menaikkan gaun itu dan tubuh mulus Baby yang hanya terbalut bra dan cd langsung di depan matanya. Agam menatap Baby saat gaun itu sudah terlepas dari tubuh gadisnya. Wajah memerah dan leher jenjang yang masih terdapat rambut Baby yang di gerai itu membuat Agam meneguk ludahnya.
"Wah, perfect ...."
Baby mengulum senyumnya, Agam selalu mengatakan itu saat menatap tubuhnya. Saat tangan Agam akan melingkari punggungnya, Baby menahan dada lelaki itu. "Mau ngapain?"
"Nen."
"Om aja masih rapi kayak gitu, masa Baby udah mau naked aja."
"Ahh jadi maunya kita sama-sama naked gitu ya? Baiklah." Agam melepas ikat pinggangnya dengan satu kali tarikan. "Udah kayak sugar daddy belum?"
"Kurang ajar," geram Baby saat melihat tingkah kekasihnya itu. Agam sudah benar-benar seperti sugar daddy untuknya.
"Gak mau bantu bukain, sayang?"
Baby tersenyum, ia melepas satu persatu kancing kemeja Agam. Dada bidang dan roti sobek langsung terlihat olehnya. Baby menyingkap kemeja Agam kemudian tangannya menyusuri tubuh bagian depan Agam. "Wah, keras."
"Tinggal enam, aku udah jarang gym, sayang."
Baby memukul perut Agam. "Udah, gini aja, kalau delapan terlalu ngeri."
KAMU SEDANG MEMBACA
Om CEO [Selesai]
Romance"Lah, om Agam gak mau jadi suami Baby?" Agam menghentikan langkahnya. "Kamu ngelamar saya?" "Gak lah, Baby cuma nanya aja. Om mana mau sama bocil. Tapi, kalau Baby mah mau-mau aja sama om." Agam menarik tangan Baby hingga gadis itu masuk ke dalam pe...