Baby berdecak, ia beneran di perbolehkan ke acara ulang tahun temannya tetapi sedari tadi baju yang di pakainya selalu salah di mata dua lelaki yang ada di pintu kamarnya. Katanya 'kependekan', 'kurang bahan', 'bahunya ke buka', 'belahannya terlalu panjang', dan masih banyak lagi. Dan itu membuat gadis yang sekarang hanya memakai bra serta celana dalamnya menghela nafas panjang sambil melihat isi lemarinya.
Gedoran pintu kamarnya membuat Baby mengerucutkan bibirnya. Tanpa memakai apa-apa Baby membuka sedikit pintunya dan menampilkan kepalanya. Melihat Agam yang sendirian Baby mengernyit. "Kenapa? Abang mana?"
"Lama banget, Denand ke tempat Karina dulu nanti nyusul, nunggu kamu katanya bisa seabad lagi."
"Iyalah, ini gak boleh, itu gak boleh, baju Baby loh gak banyak-banyak banget. Gak mungkin pakai gaun yang mekar kayak princess nanti malah Baby nyaingin yang punya acara."
"Boleh masuk?"
Baby berpikir sebentar, ia kemudian melihat tubuhnya dan mengangguk. Bukankah Agam sudah sering melihat tubuhnya? Jadi ya biarin.
Lelaki yang baru memasuki kamar Baby itu langsung memejamkan matanya sambil menghela nafas panjang. "Berat, berat. Kenapa gak pakai baju atau apa dulu sih? Ini nanti kita yang gak jadi pergi."
"Ih imannya lemah. Cepet pilihin, nanti Baby telat om."
Agam membuka matanya perlahan dan dada Baby di balik bra itu seakan menantangnya. "Dua gunung, satu lembah, kurang ajar emang, tolong kerja samanya burung, jangan baperan," gumam pelan saat Baby sudah berjalan di depannya menuju ke walk in clost gadis itu.
"Dress code nya warna apa? Hitam ya?"
"Iya, om."
Agam mengangguk, matanya menjelajahi isi lemari Bany. Tapi dengan nakalnya matanya terfokus pada sesuatu yang bertumpuk dan empuk itu, bra Baby. Dan jangan lupakan kain segitiga yang gunanya untuk membungkus lembah yang pasti masih terjaga itu.
"Mata! Tolong di jaga matanya!"
Agam menyengir, kemudian matanya kembali mencari. Tatapan Agam jatuh kepada dress hitam dengan lengan yang sedikit transparan dan berpola polkadot nya dengan panjang selutut.
"Ini?"
Baby berdiri setelah tadi hanya duduk diam menunggu Agam mencarikannya baju. "Itu gak papa? Nanti katanya lengannya kurang bahan atau belahannya kepanjangan."
Agam terkekeh, ia mengeluarkan dress itu lalu di letakkannya di sofa yang tadi Baby duduki. "Gak papa kalau ini sayang, panjangnya pas kok." Agam kemudian menarik pinggang Baby saat gadis itu akan mengambil dress nya. "Sayang ...."
Baby menaikkan sebelah alisnya. "Apa?"
"Mau." Agam melirik dada Baby.
Lirikan itu membuat Baby mencubiy hidung Agam dengan kesal. "Orang gak boleh liatin karena cuma om yang boleh liatin sama mainin ini, iya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Om CEO [Selesai]
Romansa"Lah, om Agam gak mau jadi suami Baby?" Agam menghentikan langkahnya. "Kamu ngelamar saya?" "Gak lah, Baby cuma nanya aja. Om mana mau sama bocil. Tapi, kalau Baby mah mau-mau aja sama om." Agam menarik tangan Baby hingga gadis itu masuk ke dalam pe...