44

65.7K 2.8K 134
                                    

     Halo anak mama yang ganteng.
Ah mama gak tau kenapa mama kepengen aja nulis surat ini untuk kamu. Nanti mama kasihnya ya kalau mama udah bisa nguatin hati mama. Tapi, gak tau, mama tiba-tiba takut gak bisa ngasih ini langsung sama kamu.
     Agam ... anak mama paling ganteng yang mama lahirin 27 tahun yang lalu. Sekarang udah jadi lelaki dewasa ya, anak kecilnya mama udah gede tapi sayangnya jadi benci sama mama karena kesahalan mama sendiri. Di surat ini mama mau minta maaf, minta maaf sebesar mungkin karena udah buat kamu gak ngerasain kasih saya papa mu lagi. Kamu bener, Arga kesalahan mama dan ya .. om yang sering kamu bilang itu. Maaf, maafin mama. Mama gak tau harus ngomong seberapa kali lagi untuk bisa di maafin kamu.
     Mama gak ada niat untuk bedain kamu sama Arga sayang, gak ada sama sekali. Tapi mungkin perlakuan mama ke kamu terlalu keras jadi kamu nganggap mama bedain kamu sama Arga. Sayang, Arga anak mama, mau dengerin mama untuk kali ini ya? Kalau mama udah gak ada, tetep jadiin Arga adik kamu. Mama tau kamu pasti susah nerimanya, tapi mama cuma minta itu dan tolong maafin mama.
     Untuk masalah jodoh kamu. Mama minta maaf-- ah kayaknya surat ini cuma isinya maaf dari mama untuk kamu semua, mama terlalu banyak salah sama kamu. Tessa, iya dia yang mama rekomendasi sama kamu. Tapi, untuk selanjutnya, mama bakalan ngasih kamu kepercayaan untuk milih sendiri. Mama bukan gak suka sama Baby, mama suka, tapi menurut mama kepribadian dia jauh sama kamu yang udah dewasa. Untuk masalah Tessa, tadi sebelum mama berangkat dia udah pamit sama mama, dia mau pergi ke Belanda dan gak akan ke Indonesia lagi. Dia juga udah nyerah untuk deketin kamu, kamu terlalu dingin kata dia, dan kamu juga katanya terlalu bucin sama Baby makannya dia milih untuk pergi aja.
     Sampaiin pesan mama sama Baby kalau memang kamu milih dia. Jangan kecewain anak gantengnya mama, jangan pernah nyelingkuhin kamu, jangan cuma mau sama kamu karena harta. Dia harus jadi istri yang sholehah untuk kamu, nanti harus jadi ibu yang baik juga untuk anak-anak kamu. Dan untuk kamu, jangan pernah kecewain perempuan yang udah kamu pilih sendiri. Kamu yang pilih dia dan tetep kekeh sama dia berarti kamu yakin seluruh masa depan kamu ada sama dia. Kalau di masa depan kamu bukan sama Baby, jaga siapapun istri kamu nantinya karena mama gak yakin mama masih bisa sama kamu atau enggak.
     Mama bangga sama kamu, pencapaian kamu selama ini luar biasa. Kamu belajar sendiri tanpa di temani papa, tanpa ada mama di samping kamu karena mama udah ngecewain kamu. Jalin perusahaan sama luar negeri, punya banyak temen, banyak diincer cewek, kurang bangga apalagi mama sama kamu.
     Mama sayang sama kamu, sayang banget, Gam. Pilih perempuan yang kamu sayangi, gak usah mikirin mama lagi karena mama udah ikhlas sama siapapun kamu yang penting dia harus gadis baik-baik. Tessa, gak usah di pikirin dia udah janji gak bakalan ngerusak hubungan kamu. Maafin mama atas segalanya ya sayang. Kamu jangan ngerasa bersalah sama mama karena yang kamu bilang itu memang benar. Mama gak pernah sakit hati atas perkataan kamu kok, yang ada mama malah nyadar kesalahan mama sampai saat ini dan sekarang buat surat ini untuk kamu. Hidup bahagia, sayangnya mama! Love u.

Untuk anak sayang dan gantengnya mama,
Agam Gentala Killian ♡♡

***

Agam meremas kertas yang ia genggam, tinta pena yang sepertinya baru di tulis tadi sudah memudar karena air matanya yang jatuh ke surat itu. Mengapa mamanya harus mengatakan itu saat ia akan meninggalkan Agam dan dunia ini? Mengapa mamanya tidak mengatakan langsung? Mengapa ... mengapa, banyak pertanyaan mengapa di otak Agam.

Agam membiarkan surat itu di tarik oleh tangan Baby. Dan kemudian wajah Baby dengan senyuman tipis di bibir itu terlihat, begitu menenangkan untuknya. Agam tersenyum tipis saat gadis itu berdecak dan menghapus air mata di pipi gadisnya, ia bukan pipinya, pipi Baby sendiri.

"Maaf om, air mata Baby nakal. Dia gak kuat kalau liat air matanya om, jadi mau nemenin air matanya om yang jatuh. Kan harusnya air mata Baby gak usah keluar ya biar om seneng ada senyum Baby, tapi air matanya kampret sih."

Jari Baby kemudian menangkup pipi Agam. "Sekarang air matanya om juga yang harus memenin air matanya Baby. Harus berhenti, temennya aja udah Baby paksa berhenti. Bener kan mama om bangga sama om tapi bingung ngungkapinnya gimana."

Agam mengangguk dan tangannya mengelus pipi Baby. "Makasih."

"Untuk apa?"

"Nemenin aku."

Baby mengangguk. "Besok Baby temenin ke makam ya?"

"Iya, sekalian cerita-cerita ke mama kalau kita udah tunangan."

Baby mengulas senyumnya. "Sekarang om istirahat aja, nanti waktu makan malam Baby bangunin."

"Temenin."

Baby mengangguk lagi, ia berbaring miring di atas ranjang dengan tangan yang di buka. Agam langsung masuk ke dalam pelukan itu dan memeluk tubuh Baby dengan erat. Tidak salah ia memilih gadis yang tengah bersamanya ini. Mamanya benar, mungkin kadang sifat mereka yang agak jomplang saat Baby dalam mode manjanya, tetapi gadisnya bisa menjadi lebih dewasa daripadanya.

Agam menghirup wangi Baby dalam-dalam, bukan hanya senyumannya, tetapi aromanya juga menenangkan. Baby benar-benar menjadi obat baginya.

"Aku nyesel pernah ngomong kasar sama mama."

Baby mengelus halus rambut Agam. Ia paham maksud Agam tetapi ia juga bingung harus menanggapinya bagaimana. "Istirahat dulu om, nanti kalau mau cerita sama Baby cerita aja, tapi sekarang waktunya badan om untuk istirahat."

"Kamu juga, kamu pasti capek."

"Iya, om dulu bobok."

"Jangan pergi."

Baby mengecup pelipis Agam. "Gak bakalan."

"Cuma punya kamu."

"Iya."

"Gak ada lagi selain kamu."

"Iya sayang."

"Ja-"

"Bobok sayang, Baby di sini dan bakalan selalu di samping om."

Agam mengangguk, ia menempatkan wajahnya di lekukan leher Baby dan tangannya memeluk pinggang Baby dengan erat. Begitu takut apabila gadisnya akan meninggalkannya juga.

Baby menghela nafas panjang saat Agam belum tidur juga, padahal sudah hampir 10 menit berlalu. Baby mengelus tengkuk Agam. "Kenapa gak bisa bobok?"

"Gak tau."

Baby menarik tangan Agam dari pinggangnya. Ia masukkan ke dalam baju miliknya agar tangan itu memegang dadanya yang masih menggunakan bra. Ia turunkan bra sebelah kanan dan menempatkan tangan Agam di atasnya. "Mainin aja sesuka om, tapi harus tidur."

Dan benar, jari-jari Agam langsung memilin putingnya, nafas di lehernya juga sudah hampir teratur. Baby mengecupi rambut Agam, ia begitu menyayangi Agam dan isi surat dari mama Agam tadi membuatnya bernapas lega selega-leganya. Beban di pundaknya sudah berkurang setengah karena mama Agam yang sudah merestui hubungan mereka.

Ponsel Agam yang ada di atas nakas berbunyi membuat Baby mengulurkan tangannga ke belakang untuk mengambil itu. Saat sudah terambil, tangan satunya mengelus-elus punggung Agam karena lelaki itu sepertinya terkaget karena gerakannya. "Stt ... bobok lagi."

Baby membuka ponsel Agam dan ia meneguk ludah kasar saat nomer sapi yang semalam menghubungi Agam kembali chat Agam lagi.

+628525681****

Gam ....

***

TBC ....

Om CEO [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang