10

146K 5.4K 83
                                    

Mata Baby membelalak saat benda kenyal dan basah menempel di bibirnya. Baby langsung memejamkan matanya saat netra coklatnya berhadapan langsung dengan netra hitam milik Agam. Ia meremas kemeja Agam. Lembut, hangat, basah, tapi ia masih merasakan aneh.

Saat bibir Agam mulai bergerak, Baby meremas bahu Agam. "Sayang, ikutin gerakan aku."

Dada Baby berdesir saat suara rendah Agam terdengar. Ia dengan perlahan mengikuti pergerakan bibir Agam dengan kaku. Agam tersenyum di sela-sela lumatannya, ia mengarahkan tangan Baby agar melingkar di lehernya sedangkan ia memeluk pinggang Baby.

Lidah Agam mencari celah untuk memasuki bibir lembut Baby. Saat gadis itu belum juga mau membuka bibirnya, Agam menggigit bibir bawah Baby.

"Eunggh."

Erangan Baby membuat Agam meremas pinggang gadis itu. Rasanya ia ingin memperdalam ciumannya dan melumat bibir gadis itu dengan kasar. Tetapi, ia sadar, ia pertama kalinya gadis itu berciuman jadi Agam harus memberikan pengalaman pertama yang menyenangkan.

Baby meremas rambut Agam saat lidah Agam memasuki mulutnya. Benda lunak itu terasa menggelitik di dalam sana. Baby merasakan hawa yang panas, termasuk di pipinya. Ia yakin pipinya atau bahkan wajahnya sudah memerah sempurna.

Agam menggerakkan lidahnya dengan lincah di dalam mulut Baby. Ia ingin mengajak lidah gadis itu beradu, tetapi sayangnya gadisnya masih begitu polos, belum paham. Tangan Agam merambat ke samping, dengan halus jari-jarinya mengelus leher dan rahang Baby. Sedangkan tangan kirinya masih setia meremas pinggang gadisnya.

Merasakan nafas Baby yang sudah memburu, Agam dengan perlahan mulai melepaskan bibirnya. Ia tersenyum sambil menempelkan dahinya dengan dahi Baby. Nafas Baby bahkan terasa hangat dan cepat menerpa wajahnya. "Cukup lama untuk pemula kayak kamu."

Baby membuka matanya dan tersenyum malu. Ia menunduk dan matanya menemukan bibir Agam yang basah dan menebal, bahkan bibir yang awalnya pink tipis sekarang jadi memerah tebal.

"You like it, dear?"

Baby mengangguk malu. "Tapi, masih aneh rasanya waktu lidah om masuk ke dalam."

Agam terkekeh, ia mengecup hidung Baby. "First kiss kamu, jadi wajar, nanti bakalan biasa kok."

Baby menjatuhkan kepalanya ke bahu Agam, rasanya ia baru saja berlari dengan cepat dan jarak yang begitu jauh. Ia meremas kemeja bagian dada Agam saat masih merasakan bagaimana lembutnya bibir Agam yang melumat bibirnya.

"Kenapa, sayang?"

"Masih kebayang."

Cicitan kecil itu membuat Agam tersenyum puas, itu berarti ia memberi pengalaman pertama yang baik untuk Baby. Tangannya dengan nakal mengelus samping tubuh Baby, terkadang jari nakalnya juga sengaja ia kenakan ke bagian samping payudara Baby.

"Mau lanjut?"

"Lanjut ngapain?" tanya Baby sambil menatap Agam bingung.

"Katanya mau ngerasain apa yang pernah kamu baca di wattpad."

Baby menjatuhkan kepalanya lagi ke bahu Agam, tetapi wajahnya menghadap leher lelaki 25 tahun itu. Ia mengecupi leher jenjang dengan aroma menenangkan tetapi tidak menghilangkan sisi manly nya. "Baby tadi kan mau ngomong sama om, tapi malah jadinya kita kiss."

Agam terhenyak, ia juga baru sadar. Nafsunya membuat ia lupa apa yang ingin Baby bicarakan sedari tadi. Agam kembali melingkarkan kedua tangannya di pinggang Baby. "Silahkan, tuan putri."

"Om beneran serius kan sama Baby, emm maksud Baby om bukan cuma jadiin Baby mainan?"

Agam dengan lembut menarik kepala Baby dari lehernya. Tangan besarnya menangkup kedua sisi wajah Baby. Matanya menatap dalam ke dalam tatapan polos milik Baby. "Dari awal aku liat kamu, aku udah jatuh hati sama kamu. Setelah Anneth ..." Agam menarik nafas panjang sebelum melanjutkan perkataannya. "Mantan aku meninggal, aku gak pernah tertarik lagi sama cewek. Tapi, waktu aku liat kamu, liat tatapan polos kamu, liat cara ngomong kamu yang begitu ekspresif, ceria ke Denand, di situ aku tertarik sama kamu."

Om CEO [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang