54

74.7K 2.4K 160
                                    

Baby menatap dirinya di kaca, tubuhnya terlihat indah dibalik balutan dress putih yang membentuk tubuhnya itu.

Baby menunduk, menatap payudaranya yang sepertinya akan membuat Agam mengamuk nantinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Baby menunduk, menatap payudaranya yang sepertinya akan membuat Agam mengamuk nantinya. "Emm mbak?"

"Iya kak?"

"Ini udah cocok sih sama yang saya mau, tapi boleh tolong panggilin calon suami saya dulu?"

Pegawai itu mengangguk dan keluar dari tempat Fitting room. Dan tidak lama masuk Agam yang masih menggunakan setelan kantornya. Tapi bukan itu yang Baby permasalahkan, tatapan Agam seperti akan memakan dirinya hidup-hidup. "Ke- kenapa om? Jelek?"

"Ambil itu dan pakai di depan aku aja, cari lain untuk akadnya."

Baby mengerucutkan bibirnya, ia maju dan mengalungkan tangannya di leher Agam. "Bagus loh om, ini ngebentuk ba-"

"Itu yang gak boleh! Ganti! Liat itu juga nenen kamu kayak mau keluar dari tempatnya."

Baby menatap netra Agam yang menatapnya dengan seksama. Ia berdecak. "Beneran gak boleh?"

"Enggak, ganti. Tapi ambil aja itu."

Baby menggeleng. "Enggak usah, Baby cari yang lain aja ini gak usah diambil."

Agam mengecup kening Baby. "Ambil sayang, gak papa. Cari lagi nanti aja sekarang coba gaun untuk resepsinya."

Baby melepaskan tangannya dari leher Agam, ia mengibas-ibaskan tangannya. "Ya udah, hush hush Baby mau ganti."

"Ngapain aku disuruh keluar? Aku udah liat pun."

"Kalau om gak di luar bisa dibilang apa kita sama mbak-mbak itu?"

"Biarin, bentar lagi halal. Kalau emang mereka ngomongin kita aku putus kerja samanya."

Baby menghela nafas pasrah, ia memutar tubuhnya. "Tolong buka resleting nya om."

Agam menuruti itu, ia meneguk ludahnya saat punggung halus Baby yang cerah ada di depan matanya. Satu kecupan cepat ia ambil di sana.

Baby berjingkat. "Ih! Ngambil kesempatan dalam kesempitan! Ini nih yang buat Baby gak yakin Baby ganti baju om di dalam."

Agam menyengir, ia menggelengkan kepalanya. "Enggak sayang, enggak, cepet ganti deh."

Baby membuka gaunnya dari bagian atas, ia bergidik saat dinginnya AC terasa di payudaranya. Ia melirik ke belakang. "Awas jangan nyari-nyari kesempatan lagi, om!"

"Tapi sayang ... itu gak pakai bra?"

"Langsung di gaunnya om."

Agam mengangguk, ia memilih duduk agak jauh dari Baby. Bisa-bisa kalau ia di dekat Baby tubuh Baby akan menjadi bahan bibirnya untuk mendarat. Ia mengatur nafasnya saat tubuh Baby yang hanya terbalut celana dalam hitam itu di depannya. "Sabar Gam, sabar, sebentar lagi lo bakalan liat tubuh itu setiap hari."

Om CEO [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang