33

88.3K 3.4K 153
                                    

Yok bisa yok komennya
Maaf lama gak up, aku baru aja di tabrak orang jadi ide blank and tangan mau gerak rasanya masih sakit
Happy reading ^^

***

Baby menganga saat baru saja membuka pintu kamarnya. Ia menoleh ke Agam yang tengah tersenyum sambil menggidikkan dagunya ke boneka-boneka yang ada di nakas dekat meja belajarnya.

"Itu ada emak, bapak, sama anak-anaknya, tinggal buat Kartu Keluarga aja nanti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Itu ada emak, bapak, sama anak-anaknya, tinggal buat Kartu Keluarga aja nanti."

Baby mengulum bibirnya, Agam selalu bisa membuat mood nya kembali. Setelah tadi di sekolah ia di buat tidak mood dengan kehadiran Arga dan ulangan kimia yang membuat kepalanya panas, Baby mendapat kejutan seperti ini. Baby membalikkan tubuhnya, ia menatap Agam dengan matanya yang berkaca-kaca. "Om ...."

Agam tersenyum, ia mengelus rambut Baby dengan halus. "Suka kan?"

Baby mengangguk dengan cepat, ia menubruk tubuh Agam hingga lelaki itu terhuyung beberapa langkah. "Banget! Ini udah kali ke berapa om ngasih Baby kayak gini."

Agam terkekeh, ia mengecup rambut Baby. "Cuma boneka, kalau mau sapinya beneran bilang aja."

"Apa sih!"

Lagi-lagi Agam tertawa. "Kamu lucu banget. Mandi sana, aku mau balik ke kantor."

Baby melepas pelukannya, ia mendongak. "Om setelah pacaran sama Baby kayaknya jarang ya di kantor."

"Ada penyemangat sih, males jadinya balik ke kantor."

"Harusnya kalau ada penyemangat tuh makin semangat!"

"Penyemangatnya mau ke kantor atau enggak?"

Bahu Baby merosot. "Mau, tapi kan Baby besok ulangan."

Agam tersenyum, lelaki itu mengecup kening Baby. "Nanti malem aku ke sini, aku ajarin. Sekarang kamu belajar sendiri dulu."

"Siap kapten!"

"Belajar yang pinter biar anak kita nanti ngikut pinternya kamu."

"Masih lama!"

Lagi-lagi tawa Agam terdengar di lantai dua rumah ini. "Iya, iya. Belajar yang bener, sayang."

Baby mengangguk, ia berjinjit dan mengecup pipi Agam. "Om kalau dah sampai kantor jangan lupa chat Baby."

"Pasti. Bye honey."

"Hati-hati, om!"

Baby menatap punggung Agam yang sudah menuruni tangga rumahnya. Setelah memastikan Agam sudah ke bawah, Baby memasuki kamarnya dan menutup pintu.

"Halo sapi," sapa gadis 18 tahun itu sambil menatap sapi-sapi yang tengah berjejer di atas meja itu.

"Aaaa kamu lucu kalii ...." Baby menguyel dan menciumi boneka sapi yang paling kecil berwarna hitam putih itu.

Om CEO [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang