Haii! Siapa yang kaget pas dapet notifikasi kalo cerita ini update lagi? ✨
Jadii, setelah aku pertimbangkan, untuk jadwal update aku rubah, yaa. Dalam seminggu, aku bakal update 2x, di hari Jumat dan Minggu ✨
Seneng nggak? 😌
Okee, tanpa lama-lama lagi, selamat membaca, yaa! Jangan lupa vote, komen, dan share ceritanya ke temen-temen kalian ✨
***
PART 4 | KONSEPNYA SEDERHANA
“Konsepnya sederhana, kok, Dimas. Untuk saat ini, kita urusin hidup masing-masing. Jangan ada yang ikut campur urusan pribadi. Kamu liat gimana kelakuan kamu. Kalo kamu boleh deket sama Alin, bahkan pacaran, kenapa aku nggak boleh deket sama Rizano?”
—Renjana Malania
***
“Renjana, gue mau ngomong sesuatu sama lo. Tunggu dulu.”
DIMAS masih saja mengejar Renjana. Berusaha menyamakan langkah Renjana yang begitu cepat. Renjana, gadis itu tidak memedulikan panggilan dari Dimas. Dia terus melangkah cepat di pinggir lapangan. Membuat Dimas mulai meraih pergelangan tangannya. Ya, dan hal itu membuat langkah Renjana terhenti. Gadis itu berbalik. Menatap Dimas nanar sekaligus dongkol.
“Apa lagi, sih, Dimas?? Dimas kenapa ngejar Renjana? Mau ngomong apalagi? Renjana nggak mau nanti dianggap pelakor, karena ini,” kata Renjana. Menatap Dimas nanar. Sejujurnya, hatinya senang. Senang ketika Dimas memanggilnya, walaupun sekedar mengajaknya ngobrol.
Dimas menghela napasnya pendek. “Tadi yang di sebelah lo pas di labkom siapa, hm?”
Renjana terdiam. Memandang kecemburuan membara di kedua sorot mata pria itu. Renjana menggigiti bibir bagian bawahnya. Jantungnya mulai berdebar kencang. Keringat dingin mulai bercucuran dari keningnya.
Alin, tanpa sengaja gadis itu berlalu di sekitar mereka berdua. Membuat gadis itu menghentikan langkahnya—untuk melihat hal ini. Alin berusaha memendam emosinya, ketika mengetahui Dimas kembali dekat dengan Renjana.
“Maksud lo, Jano?” ujar Renjana. Membuat Dimas mengangguk pelan.
“Iya. Dia siapa lo? Gue kayaknya baru liat dia deket sama lo,” balas Dimas. Membuat Renjana tersenyum kikuk.
“Oh, Rizano. Dia temen baru gue. Kenapa emangnya?” Renjana mengangkat sebelah alisnya. Membuat Dimas mengalihkan pandangannya sejenak.
“Temenan tapi kayak pacaran, ya, Ren?” Dimas memicingkan matanya. Membuat Renjana melotot kaget atas perkataan yang terlontar dari mulutnya.
“Maksud kamu, gimana?” tanya Renjana balik dengan sedikit penekanan.
Dimas mendengus pelan. “Ya, temen rasa pacar. Ngakunya cuman temenan, tapi interaksinya kayak orang pacaran. Begitu, kan, lo sama Jano?”
Renjana mendengkus. “Dimas kenapa ngomong kayak gitu, sih?! Gue nggak pacaran sama Jano! Soal interaksi tadi, wajar aja, Dim! Lo yang berlebihan,” sahut Renjana dengan sedikit penekanan. Sekujur tubuhnya mulai bergetar karena hal ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Be Us [TAMAT]
Teen Fiction••Sequel atau bagian kedua dari Novel Lost My Euphoria. Disarankan membaca Novel Lost My Euphoria, jika ingin tahu detailnya•• *** #6 Alaskar *** ❗TAMAT ❗ *** "Faktanya, kita emang nggak pernah ditakdirin buat bersatu." *** Renjana Malania, gadis ma...