Hai!! Siapa yang dari tadi nungguin notif cerita ini update lagi??
Siapa yang antusias buat baca part kali ini?
Siapa yang siap banget buat baca novel ini lagi yang terkesan menyayat hati?😎😭Sebelum baca, jangan lupa vote, yaa. Kalo berkenan juga tinggalkan jejak komentar kalian ✨
—Happy reading!!—
***
PART 16 | OTAK DAN LOGIKA
“Harusnya, semua orang bisa mikir pake logika mereka, bukan berpikir singkat. Kan, Tuhan memberikan manusia kesempurnaan yang lebih dari makhluk hidup lain. Kenapa mereka nggak mau pake otaknya buat mikir jernih, didasari logika?”
—Renjana Malania
***
“Kalo gue pikir-pikir, kayaknya tadi itu sabotase, deh. Si Renjana itu mungkin aja dalangnya, kan? Mungkin dia sabotase acara ini karena dia mau dipeluk sama Jano pas mati lampu. Secara Renjana sama Jano juga deket.”
Cibiran demi cibiran, Renjana abaikan. Tak peduli seberapa banyak orang yang membicarakannya, Renjana tak peduli. Tak peduli sama sekali. Kakinya melangkah ke luar gedung pesta. Beberapa tatapan mengarah tajam dan tak suka ke arahnya. Dia hanya bisa menundukkan kepalanya.
Kejadian tadi sungguh membuatnya down. Entah kenapa Rizano bisa memeluknya seperti tadi. Ini adalah kali pertama Rizano memeluknya, bahkan di depan umum. Dan...Renjana merasa tak enak hati. Octa melihat hal tadi. Apa kabar dengan hubungan mereka?
Oke. Apa di sini Renjana terlibat bersalah? Apa dia harusnya tak dekat dengan Rizano? Dan apakah Renjana termasuk pelakor??
Renjana menghela napasnya bergetar. Langkahnya berhenti di taman gedung elite ini. Dia memutuskan duduk di salah satu bangku taman, kemudian menutup wajah dengan kedua tangannya.
“Kenapa... orang-orang mojokin gue, seolah-olah gue yang salah?” lirih Renjana bergetar. Air matanya mulai berderai. Semilir angin malam mendukung hasratnya untuk menangis.
“Jano lagian bisa nabrak Renjana gitu, ya? Apa tadi Renjana yang nabrak? Toh, kita nggak tau juga. Tadi gelap.”
“Ih kalo bener gitu, centil banget siii. Ewh.”
Ponselnya bergetar. Membuat gadis itu menghentikan isak tangisnya sejenak. Tangannya mengambil ponsel di tas kecilnya. Dia mulai menyeka air matanya, saat menyadari Marsel menghubunginya di Instagram dengan fitur video call.
Renjana tersenyum saat sudah mengangkat panggilan itu. Wajahnya terlihat memerah. Air mata masih tersisa. Hal itu membuat dia melihat Marsel mengerutkan keningnya.
“Ren? Lo... kenapa? Lo nangis? Lo di mana sekarang?”
Renjana menghela napasnya bergetar. “Oh, nggak, kok. Bukan nangis. Gue...ada di taman gedung elite ini, yang ada di depan.”
“Ren, are you okay??”
Renjana menggeleng, sembari menyeka air matanya. “I can't be fine now,” lirih Renjana menyahuti perkataan Marsel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Be Us [TAMAT]
Novela Juvenil••Sequel atau bagian kedua dari Novel Lost My Euphoria. Disarankan membaca Novel Lost My Euphoria, jika ingin tahu detailnya•• *** #6 Alaskar *** ❗TAMAT ❗ *** "Faktanya, kita emang nggak pernah ditakdirin buat bersatu." *** Renjana Malania, gadis ma...