Haiii! Apa kabar semuanyaa?
Akhirnya bisa update lagi :)
Satu sampai dua kata sebelum baca part ini??
Seneng nggak pas ceritanya update lagi??
Di tempat kalian hujan ngga?? Di tempat author hujan nih...
Jangan lupa tinggalin jejak, yaa, bisa berupa vote/komen ✨
—Happy reading—
***
PART 15 | LUKA YANG MEMBARA
“Aku mau tanya, Jan, sama kamu. Selama ini, apa, sih, kekurangan aku di mata kamu, selain aku lumpuh? Apa kamu udah nggak bahagia pacaran sama orang lumpuh kayak aku? Apa kamu udah nggak serius buat pertahanin hubungan ini, Jan? Aku terlalu capek dipermainin.”
—Octavia Nafisa
***
Lokasi pesta ulang tahun Sintia, pukul 18.47 WIB.
ANGGOTA Alaskar berkumpul di area parkiran yang letaknya tak jauh dari lokasi pesta. Sebagian besar dari mereka menggunakan t-shirt warna kalem dengan celana hitam panjang. Hanya Dimas yang mengenakan kemeja biru kotak-kotak dan celana hitam panjang.
“Dim, kira-kira Renjana dateng, nggak, yaa, ke pesta ini? Kalo dateng....dia sama siapa? Gue liatin dari tadi orang-orang yang di sekitar sini berpasangan semua. Kita semua kagak, nih. Baik yang udah punya pacar atau belom,” kata Devano. Membuat Dimas menghela napasnya panjang.
“Gue nggak tau.” Jawaban Dimas membuat seluruh temannya menatap nanar ke arahnya.
Devano mengernyit. “Lo nggak telepon dia?”
Dimas menggeleng. “Nggak, Van. Lo tau, gak? Dia lagi marah sama gue. Gara-gara gue belain—“
“Sayangggg!! Aku cariin kamu di dalam ruangan pesta. Aku kira kamu di dalam, ternyata di parkirannn!” Suara cempreng itu membuat seluruh anggota Alaskar menoleh ke arah sumber suara. Itu...Alin.
Dimas mengembuskan napasnya berat, saat tangan Alin menggandengnya centil. Terlihat jelas wajah gadis itu ceria dengan menggunakan dress casual selutut dengan warna merah muda pastel.
Rifky mendengkus. “Alaynyaa! Bisa nggak usah pake kata sayang gitu, nggak, sih, Lin?” cibir Rifky.
Alin menatapnya tajam seketika. “Ewh, suka-suka gue. Dimas punya gue, jadi, ya—“
“Bacot lo! Gue tau Dimas pacar elo, tapi mulut lo sama kelakuan elo jangan centil. Akhlak tipis,” potong Devano. Membuat Alin melotot kaget.
“Hah?! Ishhh! Semua orang bilang gue akhlak tipis. Emang akhlak gue setipis apaan, sih? Setipis benang jahit gitu?” kesalnya.
Aris yang mendengar hal itu mendengkus kesal. “Lawak lo? Sorry, nggak mau ketawa sama lawakan lo. Nggak level,” balas Aris menohok. Membuat Alin mendengkus dan menoleh ke arah Dimas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Be Us [TAMAT]
Roman pour Adolescents••Sequel atau bagian kedua dari Novel Lost My Euphoria. Disarankan membaca Novel Lost My Euphoria, jika ingin tahu detailnya•• *** #6 Alaskar *** ❗TAMAT ❗ *** "Faktanya, kita emang nggak pernah ditakdirin buat bersatu." *** Renjana Malania, gadis ma...