Part 3 | Rizano Prawijaya

54 9 16
                                    

Haii! Siapa yang aku nungguin update cerita ini lagi??

Akhirnya, yaa, aku bisa update lagi setelah seminggu berlalu🤧

Langsung aja dibaca, yaa, selamat membaca! Jangan lupa vote & komennya. Share juga ke temen-temen kalian, biar mereka tau ceritanya, yaa!

***

PART 3 | RIZANO PRAWIJAYA

“Kenapa gue jadi kepikiran sama cewek tadi, ya?”

—Rizano Prawijaya

***

MATAHARI mulai menyinari sinarnya pagi hari ini. Renjana, gadis itu berjalan lesu di trotoar, tanpa ada rasa semangat sedikit pun. Kejadian kemarin sukses membuatnya seperti sekarang, lemas dan tidak berniat untuk bersemangat. Rasa sakit hati dan kekecewaannya masih ada di dalam dirinya.

Renjana mengembuskan napasnya panjang. Dia menghentikan langkahnya sejenak, kemudian melirik arlojinya. Lalu, dia melirik ke arah jalan raya yang tergenang air hujan semalam.

“Sepuluh menit lagi masuk, mustahil gue ke sekolah dalam lima menit. Paling juga telat,” gumam Renjana sambil tersenyum kecut.

Tiba-tiba, sebuah mobil sedan berwarna abu-abu melaju dengan cepat.  Membuat genangan air menyiprat ke mana-mana. Saat mobil itu berlalu di hadapan Renjana,  genangan air yang kotor membasahi roknya. Renjana melotot kaget. Dia melepas sepatu sebelah kanannya, lalu melemparnya ke arah mobil itu. Membuat mobil sedan itu berhenti sejenak. Renjana mendengkus, kemudian berjalan ke arah mobil tersebut.

“Woy! Lo bawa mobil pake mata, bisa, nggak, sih?! Turun lo!” Renjana mengetuk-ngetuk kaca pintu mobil tersebut. Membuat dua orang yang berada di dalam mobil itu menjadi saling pandang satu sama lain. Sementara Renjana mulai mengambil sepatu sebelah kanannya dan mulai memakainya kembali.

“Gimana, Ta?” Pria itu menatap gadis di belakangnya nanar. Gadis itu mulai mengembuskan napasnya panjang.

“Ya, kamu tanggung jawab. Lagian aku bilang jangan ngebut, kamunya ngeyel,” sahut gadis itu. Membuat pria itu menghela napasnya panjang. Beberapa saat kemudian, dia mulai membuka pintu mobil kemudinya, lalu beranjak dari tempatnya.

Aroma parfum menyengat menusuk indra penciuman Renjana. Renjana mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Gadis itu mendapati seorang pria menuju ke arahnya. Renjana menegukkan salivanya. Jantungnya mulai berdebar kencang, saat pria itu ada di hadapannya.

“Maaf, gue buru-buru. Lo nggak papa?” Pria itu menatap gadis di hadapannya nanar. Sementara itu, Renjana mulai menegukkan salivanya kembali. Diam-diam, gadis yang ada di dalam mobilnya melihat ini dari dalam mobil, melalui kaca mobilnya.

“Nggak papa gimana? Rok gue basah.” Buliran-buliran keringat mulai mengucur di keningnya Renjana. Sekujur tubuhnya mulai bergetar karena hal ini. Dia masih berusaha kuat menatap pria di hadapannya dengan tajam.

Pria itu melepas jaket bomber hitam yang dikenakannya. Kemudian dia menyodorkan jaketnya ke arah Renjana. Renjana bungkam. Hatinya terasa menghangat karena hal ini.

“Nih, ambil. Lo ikat aja jaket gue di pinggang lo, buat nutupin rok lo yang basah,” ucapnya. Membuat Renjana tersenyum kikuk sembari meraih jaket tersebut, lalu mengikatnya di pinggangnya.

“Oh iya, lo anak SMA Brisma, kan? Mau gue anter ke sekolah?” tanya pria itu. Membuat Renjana mengangguk pelan.

“Iya, gue anak SMA Brisma. O—oke kalo elo mau anterin gue,” sahut Renjana.

Never Be Us [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang