Part 30 | Terperangkap

13 4 0
                                    

Halo! Penasaran sama part kali ini??

Yuk, baca bareng-bareng! 🙂👍🏼

-Happy reading!-

***

PART 30 | TERPERANGKAP

TANGANNYA bergerak, memasang earphone hitam ke telinganya. Membiarkan tas punggungnya yang hanya terpakai di sebelah bahu kanannya. Dia mulai berlalu. Menerobos kerumunan orang di hadapannya. Harusnya, dia pulang dari tadi, jika saja tidak ada tugas yang harus dia kerjakan di sekolah.

Dia memilih mengerjakan tugasnya di sekolah, karena dia rasa fokusnya akan lebih tinggi dibanding mengerjakan di rumah. Seperti yang kalian tahu, keadaannya benar-benar kacau ketika di rumah.

Drrrt.

Ponsel di tangannya bergetar sejenak. Bersamaan dengan itu, notifikasi pesan tertampang di layarnya. Dahinya mengernyit. Langkahnya memelan, sampai akhirnya berhenti.

+628**********

Let's see. Lo mau main-main sama gue? Liat ke gudang sekolah sekarang.

Otaknya berusaha mencerna pesan tersebut. Siapa yang mengiriminya pesan demikian? Rizano benar-benar tak habis pikir. Keringat mulai membasahi wajahnya. Bersamaan dengan itu, notifikasi pesan kembali masuk ke ponselnya.

+628**********

Jangan lama-lama, atau lo bakal nyesel ngeliat mantan tersayang lo, gue siksa di sini.

Mata Rizano terbuka sempurna. Jantungnya berdebar tak karuan. Sekujur tubuhnya mulai bergetar. Ponselnya dia masukkan ke saku celana abu-abunya. Sementara itu, dari arah berlawanan, Renjana baru keluar dari kelasnya.

"Rizano?" Renjana mulai mendekat ke arah pria itu.

"Jano, lo-"

Renjana menghentikan ucapannya, saat Rizano melengos pergi begitu saja. Keningnya mengerut, kemudian dia mengejar Rizano dari belakang dengan berlari.

Dia mau ke mana, sih?

***

"DI MANA OCTA?!" Rizano menggebrak meja usang. Rahangnya mengeras dengan sekujur tubuh yang bergetar hebat. Keringat benar-benar membasahi wajahnya tanpa henti. Lawan bicara di depannya tersenyum miring.

"JAWAB, ANJ*NG! JANGAN BERANI LO NYAKITIN DIA!" Dengan napas yang menggebu-gebu, Rizano memukul keras rahang pria itu dengan penuh emosi. Membuat tanda-tanda memar mulai terbentuk di sana.

Renjana, gadis itu berhenti di depan gudang sekolah. Tangannya gemetar. Sepertinya, Rizano mencari Octa di dalam sana. Ya, Renjana mengenali orang di dalam sana, selain Rizano. Renjana mulai berpikiran bahwa orang itu yang menuntut Rizano ke sini, dengan alasan 'Octa ada di sini'. Mungkin? Apapun itu, Renjana yakin, dia membawa Octa bukan secara baik-baik, terlihat dari Rizano yang panik bukan main..

"Oh, gampang juga, yaa, kepancing?" Dia tertawa pelan. Jenis tawa yang saat ini dibenci Rizano.

Rizano langsung mencekal kerah baju orang itu. Menatapnya marah. Orang itu tak lain adalah Magma, one of more trouble maker people.

Never Be Us [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang