Part 49 | Jatuh di luka yang sama

22 3 0
                                    

Haiii! Selamat malam semuanya! 🌙 Apa kalian lagi penasaran sama part ini? 😆

Kalian yang masih sekolah (SMP, SMA, atau Kuliah) lagi banyak tugas ngga?? Aku lagi banyak tugas:((

Buat kalian yang udah kerja, kalian sibuk banget ngga?? Terus cara kalian manage waktu per hari gimana?:(

—Happy reading—

***

PART 49 | JATUH DI LUKA YANG SAMA

“Aku pernah diberi harapan, lalu dijatuhkan berkali-kali layaknya tetes air hujan yang diberi harapan agar tetap menggumpal di awan. Aku pernah jatuh berkali-kali, tetapi kembali diberikan harapan yang tinggi, dan sampai satu titik aku ngerasa aku jatuh di luka yang sama.”

—Renjana Malania

***

ROSA menghela napasnya pelan. Tangannya memegang foto kecil berukuran 2R. Foto hitam putih itu membuat rasa sesak mengelilingi hatinya. Sesekali dia menari napasnya dalam-dalam, sementara penglihatannya kabur karena air mata yang ada di matanya.

“Mas! Kamu bilang, kamu pindah ke luar kota. Tapi sekarang kamu masih di sini. Hebat, ya, aktingnya?” Rosa menatap pria berjas di depannya dengan tatapan sendu.

“Pergi, Ros. Aku nggak ada hubungan lagi sama kamu. Cepat pergi sebelum Rara melihat kam—“

“Kita emang udah nggak ada hubungan lagi. Tapi, anak kita gimana, Mas? Itu anak dari darah daging kamu juga,” kata Rosa pelan, menahan emosinya. Bayangkan saja, terakhir mereka bertemu lima tahun yang lalu, saat dia mengandung anaknya sendiri. Pria itu mengatakan bahwa dia akan pergi ke luar kota, namun sekarang masih di dalam kota ini. Kebohongan macam apa ini?

“Kamu bisa urus sendiri, kan?”

Rosa menelan salivanya susah payah. Dia tak menyangka pria itu berkata demikian. “Tapi, dia tetap membutuhkan ayah kandung, walaupun aku udah menikah sama pria lain. Aku bisa minta dia talak aku, terus kita—“

“Dalam mimpi kamu, Ros! Ogah aku nikah sama kamu! Aku udah punya anak juga, namanya Alin.”

“Aku tau, Mas!! Tapi kamu harus bertanggung jawab!” kata Rosa dengan sedikit penekanan.

Rosa tertunduk lemas. Memori sebelum kejadian tragis teringat di kepalanya. Dia mulai terisak pelan. Dia berada di rumah mantan suaminya. Iya, dia menginap di sini selama beberapa minggu dan sudah mendapatkan izin dari orang tuanya. Kondisinya juga lumayan buruk, dia takut jika marabahaya masih mengintainya jika dia pergi dari rumah ini. Iya, marabahaya yang muncul karena perilakunya yang berpacaran dengan pria yang sudah berumah tangga.

Rosa menyeka air matanya. Dia mengusap pelan foto tersebut. Foto itu adalah foto dia dengan papa kandungnya Renjana. Rasa kecewa dan sesak menjadi satu. Terkadang dia masih memikirkan, apakah dia salah berinteraksi dengan pria itu? Seharusnya, jika dia tak berinteraksi, kejadian tragis itu tak mungkin terjadi, kan?

Reno Amaran, kakak kandungnya itu tanpa disangka menguntitnya sewaktu dia keluar untuk membeli makanan di supermarket. Reno mendengar semuanya dan berujung kesal. Perlu diketahui bahwa Reno adalah supir truk yang mengangkut barang-barang dari suatu perusahaan makanan. Nah, perlu diketahui setelah orang-orang di perusahaan itu tahu perilakunya, dia dipecat oleh CEO perusahaan tersebut. Bahkan dia dipenjara karena perilakunya. Alasan dia melakukan hal kejam seperti itu lantaran dia geram dengan pria yang menghamili adiknya tanpa bertanggung jawab sama sekali.

Never Be Us [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang