Part 47 | Perihal luka

15 4 0
                                    

Hai semuanya! Ada yang kangen baca cerita aku yang ini??

Maaf banget yaa jadi ketunda gini. Aku kepengen coba up setiap hari, ternyata nggak berhasil. Sekarang aku bener-bener susah bagi waktu buat nulis setiap hari. Hasil draft Novel Never be us juga belum tamat huhu. Kemungkinan aku bakal up setiap hari Sabtu untuk sementara waktu. Semisal draft udah selesai, aku bakal up tiap hari, janji:)

—Happy reading!—

***

PART 47 | PERIHAL LUKA

“Luka. Satu kata empat huruf itu benar-benar membuat goresan tak kasat mata di hati setiap orang.”

***

“Penjambretan tadi aku rasa terencana, Mas,” ucap Rosa dengan bergetar. Jujur, wanita ini masih takut jika hal seperti ini terjadi lagi. Mengalami kejadian yang menyedihkan membuat Rosa mengalami sedikit trauma. Bayangkan saja bagaimana menjadi dia, uang di dalam dompetnya hilang begitu saja.

Anto meletakan segelas air di nakas tempat tidurnya. Anton yang membuat Rosa bercerita seperti ini. Awalnya Rosa menolak, tapi Anto kekeuh ingin mendengar hal ini dari mulut mantan istrinya sendiri. “Terencana? Maksud kamu?”

Rosa menundukkan kepalanya. Air mata kembali menetes. “Pacar baru aku, Mas. Ternyata...dia udah punya istri. Aku rasa, kejadian tadi itu ulah istrinya,” jelas Rosa bergetar. Jujur, dia awalnya tak mau menceritakannya. Dia masih punya urat malu, namun sayangnya luka ini tak bisa dia pendam sendirian. Kendati begitu, rasa benci terhadap Anto masih ada.

Sekilas tentang Rosa. Setelah dia bercerai dengan Anton, dia bertemu dengan seseorang yang memikat hatinya. Pertemuan mereka sangat sederhana. Berawal dari Rosa yang tanpa sengaja menabraknya, lalu berujung menyukai satu sama lain. Dari situ, mereka kerap kali jalan bersama, makan bersama, bahkan berbelanja bersama. Semua yang terjadi saat itu sangat indah bagi Rosa. Tetapi, Rosa benar-benar tidak mengetahui jika dia memiliki istri. Pria itu berdusta kepadanya. Tepat pada kemarin hari, dia dilabrak dengan istri dari laki-laki itu.

“Ph, jadi ini selingkuhan kamu, Mas?!”

“Mas, ini—“

Plak!

“Dasar wanita murahan! Berani-beraninya kamu dekat sama suami saya?!” tandas wanita di hadapan Rosa.

Rosa menarik napasnya dalam-dalam, berusaha mengisi rongga dadanya yang terasa sesak. “Mas, katanya kamu masih single. Ini apa, Mas?”

“Udah dikasih apa aja kamu sama suami saya?!”

“Del, cukup. Ini bukan sal—“

“DIA JUGA SALAH, MAS!”

“Kamu jangan berpikir negatif. Belum ada buktinya,” saran Anton sambil tersenyum tipis.

“Tapi kemarin dia ancem aku, Mas,” sanggah Rosa dengan sedikit penekanan.

“Saya bakal rebut apa yang kamu dapetin dari suami saya, terutama uang suami saya yang diberikan ke kamu! Tunggu pembalasan saya!”

Never Be Us [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang