Haii semuanya! Apa kabar, nih?
Maaf banget sebelumnya, author lupa update kemaren 😭😭😭
Maaf banget sekali lagi. Happy reading, yaa! Jangan lupa vote, komen, dan share ceritanya ke temen-temen kalian!
***
PART 19 | AFRAID
“Don't be afraid, here I am.”
—Dimas Bisma Aldebaran
“Kalo elo takut nggak bisa bertahan sama kondisi elo, ada Renjana. Lo coba aja terbuka sama dia, nggak ada yang ngelarang.”
—Octavia Nafisa
***
BULIRAN KERINGAT bercucuran deras di wajahnya. Mulutnya bungkam—tak dapat bicara, saat telah melihat apa yang ada di layar ponselnya. Beberapa komentar-komentar kasar memenuhi kolom aktivitas postingannya.
Gadis itu menegukkan air ludahnya susah payah. Jantungnya mulai berdetak cepat. Padahal, baru saja dia sampai di kelas. Tetapi, begitu dia membuka ponsel, kenapa komentar-komentar tidak sopan itu dilontarkan kepadanya?
Renjana mengembuskan napasnya berat. Menoleh ke arah Gina sejenak. “Gina, ini postingan gue dipenuhin komentar hatters semua,” keluh Renjana pelan. Banyak dari mereka yang berkomentar, 'Renjana, si bucin pelakor’
Gina melirik Renjana sejenak, dengan ponsel di tangannya. “Ya, jelas. Lo tadi sama Dimas pelukan, ya? Terus ada Alin di situ? Soalnya Alin yang nyebarin soal itu di Instagram story-nya. Liat aja Instagram dia,” balas Gina.
Renjana tampak terkejut. Alisnya bertaut. Alin? Apa iya, gadis itu melihatnya dengan Dimas, tanpa sepengetahuan dirinya? Buru-buru Renjana mengecek status Instagram Alin.
“Tadi ... Emang iya gue pelukan sama Dimas. Tapi ... Dimas cuman mau nenangin gue, nggak ada maksud lain,” ucapnya pelan. Isak tangisnya mulai terkumpul. Renjana menghela napasnya bergetar.
“Harusnya, yaa, si Alin nggak kayak gini. Biar apaan, sih, begini? Caper banget. Dia emang pacar Dimas, tapi pacar gadungan, bukan pacar beneran. Idih, hubungan mereka berdua kesannya fake, sumpah,” sebal Shinta. Membuat Renjana memejamkan matanya sejenak, kemudian meneteskan air matanya.
Renjana membuka matanya perlahan. Matanya semakin berkaca-kaca. “Gue juga heran. Dia ganggu hidup gue mulu, dia kurang puas apa, setelah bikin gue hancur kayak sekarang?” serak Renjana. Seisi kelas tampak melirik tajam ke arahnya sembari berbisik-bisik, yang Renjana yakin adalah soal dirinya.
“Idih, drama dimulai, guys.”
“HAHA!”
Brak!
“Woy! Anjir! Lo semua nggak ada otak, ya?! Akhlak elo tipis semua apa ketinggalan pas dilahirin mak lo?! Bisa diem, nggak, sih? Jadi orang gampang banget kehasut,” sentak Shinta. Membuat seisi kelas hening sejenak.
“Itu emang si biang onar meski gue labrak lagi. Dia kayaknya kangen ribut sama gue.” Shinta mendengkus kasar, kemudian melangkah pergi dari tempatnya. Membuat seisi kelas menatapnya nanar, termasuk Renjana dan kedua temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Be Us [TAMAT]
Fiksi Remaja••Sequel atau bagian kedua dari Novel Lost My Euphoria. Disarankan membaca Novel Lost My Euphoria, jika ingin tahu detailnya•• *** #6 Alaskar *** ❗TAMAT ❗ *** "Faktanya, kita emang nggak pernah ditakdirin buat bersatu." *** Renjana Malania, gadis ma...