Part 44 | ADA YANG JANGGAL

17 3 0
                                    

Haiii semuanya!! Siapa yang siap baca part ini??

Siap menguras emosi di part ini??

—Happy reading!—

***

PART 44 | ADA YANG JANGGAL

“Kemarin kita masih baik-baik aja, bahkan sempet bercanda di rumah sakit. Sekarang, kenapa tiba-tiba lo dingin? Kenapa lo ngejauh dari gue?”

—Renjana Malania

***

27 DESEMBER 2021

PAGI INI, Renjana datang ke kelas Dimas dengan membawa sekotak bubur di tangannya. Awalnya, jantung Renjana berdegup kencang saat manik miliknya beradu dengan netra hitamnya Dimas. Namun, sekarang dia mulai menetralkan hal tersebut.

“Pagi, Dimas. Hari ini gue bawain lo bubur.” Renjana mengulas senyum di wajahnya, sementara Dimas menatapnya dingin.

Yusuf mengangkat alisnya sejenak, kemudian menepuk pelan pundak Dimas. “Itu ambil, jangan malu-malu.”

Dimas bergeming, tatapannya lurus ke arah Renjana. “Ngapain bawa bubur buat gue?” tanyanya dingin.

Renjana terdiam selama tiga detik. Dia merasakan ada sesuatu yang aneh dari Dimas. Kenapa cowok ini terlihat dingin kepadanya? Apakah ini hanya akting cowok itu untuk menarik atensinya?

“Gue bawain lo bubur karena sebagai ucapan maaf gue udah ngebuat lo cemburu kemarin di—“

Ucapan Renjana terhenti, mulutnya seolah terkunci saat Dimas bangkit berdiri. Manik matanya tidak kuat menatap netra hitamnya Dimas. Terjalin kontak mata di antara keduanya, hingga akhirnya Dimas menepis bubur di tangan Renjana.

Renjana pun terkejut dengan tindakan tiba-tiba itu. Atensinya terarah ke bubur yang berceceran di lantai, kemudian kembali menatap Dimas. Sebelum dia membuka suara, Dimas sudah lebih dulu berbicara.

“Nggak perlu. Lo pacaran sama Marsel aja kalo mau.”

Beberapa teman Alaskarnya menatap heran ke arah Dimas. Mengapa cowok itu bisa sekasar ini? Apa yang membuatnya kasar seperti sekarang?

Dimas pergi dari tempatnya, menabrak bahu Renjana untuk sesaat. Mata Renjana memanas, sudut matanya terasa berair. Rongga dada Renjana mulai sesak. Cewek itu berusaha mengambil oksigen lebih banyak, menahan air matanya agar tidak tumpah.

“Dimas, lo kenapa?” tanya Renjana memberanikan diri, sebelum Dimas benar-benar pergi dari ruangan kelas.

Pertanyaan Renjana membuat langkah Dimas terhenti. Dimas tidak menoleh atau berbalik, tetapi menghela napasnya panjang. “Tolong jauhin gue mulai detik ini.”

Bahu Renjana langsung merosot lemas. Air mata tak mampu ditahan lagi. Buliran bening itu mulai keluar dari kedua sudut matanya. “Kenapa?” lirih Renjana bergetar, namun tak digubris oleh Dimas. Cowok itu sudah pergi dari ruangan kelas.

“Ren—“

“Gue mau balik ke kelas,” potong Renjana saat mendengar Yusuf memanggil namanya. Cewek itu mengusap air matanya, kemudian melangkah pergi dari ruangan kelas ini.

Never Be Us [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang