Say It First! | [24]

74.6K 11.1K 3K
                                    

Lagi apa?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lagi apa?

Kangen Janari tidak?

Kangen Janari tidak?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mau ketemu Handa?

Vote dulu, komen, terus bakaaarrr 🔥🔥🔥

***

Janari baru saja menyimpan tas ransel di atas sofa saat ponselnya yang tergeletak di meja bar berdering. Kegiatan BEM selama tiga hari cukup menguras tenaganya, dan dia berjanji akan tidur seharian ini untuk membayar waktu tidur yang kurang selama tiga malam ke belakang.

Tidak ada yang boleh mengganggu.

Kecuali Chiasa.

Dan ibunya.

Janari meninggalkan sofa dan bergerak ke arah meja bar, meraih ponselnya yang masih berdering dan menyala. Lalu, di layar itu, dia menemukan nama 'Ibun' menyala-nyala. Janari menggeser ibu jarinya untuk membuka sambungan telepon, lalu menenpelkan ponsel ke telinga seraya kembali bergerak ke arah sofa.

"Halo, Bun?" sapanya yang diakhiri dengan lenguhan kencang karena baru saja menjatuhkan punggungnya ke sofa.

"Udah pulang?" tanya Ibun dari seberang sana.

"Udah. Kenapa?"

Helaan napas kencang ibunya terdengar, dan itu artinya dia tidak akan menerima kabar baik.

"Bun?" gumam Janari karena selama beberapa detik ibunya terdiam.

"Nenek minta kamu hadir di acara makan malam hari ini. Tante Maura, Om Sandi, dan ... Tiana, baru saja sampai di Jakarta." Ibun tahu betul kalau itu bukan kabar baik. "Ri?"

Say It First!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang