Say It First! | [50]

66K 10.4K 2.3K
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







Siap, ya? Tegain dulu sama nih orang yang kayaknya lagi galau banget.

Siap, ya? Tegain dulu sama nih orang yang kayaknya lagi galau banget

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Spam emot dong. Apa ajaaaaa.





Silakan bantu tandain typo yaaaaa.

***



Setibanya di Bandara Ngurah Rai, Chiasa dijemput oleh seorang pria, salah satu asisten Om Pras. Chiasa langsung diantar ke rumah sakit, tempat di mana Mama masih dirawat pasca operasi kecil di pergelangan kakinya.

Tidak pernah ada kesan yang baik ketika memasuki rumah sakit sepertinya, selain menjenguk kerabat yang melahirkan. Langkah Chiasa mengikuti pria di depannya, yang sesekali berhenti untuk menunjukkan arah jalan dan elevator.

Sesampainya di ruang rawat inap, Chiasa melihat seorang asisten yang duduk di samping Mama, baru saja memberikan berkas entah tentang apa. Namun, saat menyadari kehadiran Chiasa dan mendengar lirih haru Mama, asisten perempuan itu mrninggalkan ruangan.

"Chia .... Astaga, anak Mama ...." Dua tangannya terulur ketika Chiasa melangkah mendekat, memeluknya cepat ketika tiba di sisi ranjang. "Chia ...." Mama mengusap-usap punggungnya, lama memeluknya. "Gimana perjalanannya tadi? Pasti capek, ya?"

Saat Mama melepaskan dekapannya, Chiasa duduk di sisi ranjang, di sisinya. "Nggak, kok." Dua tangannya masih berada dalam genggaman Mama, dia hanya menatap wajah pucat wanita di depannya sambil tersenyum. "Gimana keadaan Mama? Operasinya? Lancar?"

Mama mengangguk, menatap pergelangan kaki kanan yang berada di dalam penyangga kaki. "Lancar, kok. Tinggal pemulihan."

"Om Pras?"

Say It First!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang