Say It First! | [56]

84.7K 11.6K 4.5K
                                    

Double update kaaannnn

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Double update kaaannnn




Sudah siap?




Spam emot dong buat Janari

Tunjukan kemampuan menikungmu, Nak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tunjukan kemampuan menikungmu, Nak.





Silakan bantu tandain typo yaaaaa.

***

Chiasa masih mengaduk nasi hainannya, tatapannya yang kabur tertuju pada meja. Dia sedang menghitung mundur, berharap saat hitungan habis, bayangan wajah Janari hilang dari ingatannya. Namun, Janari terlalu lekat, bahkan waktu empat tahun tidak membuat memorinya benar-benar bersih.

Hingga kembali bertemu, Chiasa masih bisa mengenali apa-apa yang sama. Seringaian tipisnya, senyum di matanya, juga tatapannya yang ... lekat.

Tangan kiri Chiasa memegang dadanya, yang masih bertalu kencang dan belum berhenti sejak berpisah dengan pria itu di ruang meeting. Janari begitu memengaruhinya, dan dia tidak menyangka akan separah itu.

"Chia ...."

Suara itu samar terdengar, tapi tidak membuat Chiasa bangkit dalam pikirannya sendiri.

Tentang Janari.

Bagaimana bisa pria itu membuat waktu empat tahunnya sia-sia?

"Kamu nggak suka menunya?"

Kali ini, suara itu membuat Chiasa sadar bahwa sejak tadi dia hanya diam dan mengaduk-aduk makanan di piringnya. Makanannya sudah berantakan, tapi belum ada satu pun yang masuk ke dalam mulutnya.

"Mau pindah restoran?" tanya Niam.

Pria itu yang tadi tiba-tiba datang menjemputnya untuk memberi kejutan, menyampaikan ucapan selamat karena Chiasa sudah kembali ke Jakarta dan kembali hidup berdua dengan Papa. Setelah itu, dia mengajak Chiasa makan siang sambil memikirkan hal apa yang akan mereka lakukan selanjutnya.

Say It First!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang