Say It First! | [44]

69K 10.9K 2.3K
                                    

Haiii

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haiii

Kangen Janarinya tidaaak?

Lama sekali tidak bertemu ya. Lagi banyak kerjaan akhir-akhir ini, susah nemu waktu luang. Jadi maafkan ya lama update. Huhu

Masih ditungguin tapi kan, ya? XD

Kasih emoticon buat Janari dong, apa aja bebasss. Wkwk

Selamat membaca ya. Tarik napassss.

Janari ketika, "Bentar, Yang. Se-game lagi. Janji."

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Chiasa menjadi orang pertama yang membuka mata. Hal pertama yang dilihatnya adalah pemandangan gelap di luar kaca jendela. Posisi tidurnya seperti tidak berubah semalaman, manghadap kaca itu, sementara Janari memeluknya dari belakang.

Tidak ada suara apa-apa yang terdengar, selain helaan napas Janari yang teratur. Walaupun tahu akan mengganggu tidur laki-laki itu, tapi dia tidak tahan untuk tidak berbalik. Chiasa sudah bergerak dengan hati-hati, tapi Janari bisa merasakannya, terasa dari pelukannya yang mengerat.

Kali ini, di hadapannya, ada sebingkai wajah yang tengah terlelap. Sering dia melihatnya, wajah itu, dari jarak yang sangat dekat. Namun, untuk benar-benar meneliti setiap detailnya, dia tidak pernah sempat. Karena, tidak akan banyak jeda setelah wajah mereka berdekatan, hanya akan ada ciuman yang ... panas, lalu hal yang lebih menarik dari sekadar saling tatap.

Kali ini, Chiasa bebas melakukannya, menatap wajah itu lama-lama. Sejumput rambut jatuh di kening Janari, membuat tangan Chiasa terangkat untuk menyibaknya, sehingga wajahnya kini lebih jelas terlihat.

Say It First!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang