Say It First! | [43]

81.8K 10.1K 1.5K
                                    

Terima kasih sudah mengikuti Janari dan Chiasa sampai sejauh ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terima kasih sudah mengikuti Janari dan Chiasa sampai sejauh ini. Terima kasih sudah begitu menyayangi keduanya.

Terima kasih karena sudah dengan senang hati membantu menyebarkan cerita ini di berbagai sosial media.

Janari dan Chia pasti seneng banget kalau tahu betapa pembacanya menyayangi mereka.

Aylafyu

***

Chiasa baru saja keluar dari kamarnya, menuruni anak tangga dari lantai dua menuju lantai dasar. Satu tangannya menopang laptop yang sudah terbuka, sementara tangan yang lain memegang ponsel. Lexi baru saja meneleponnya, memintanya melakukan revisi kecil-seperti tambal sulam di beberapa bab yang telah dia tentukan sebelum menyerahkannya pada layouter.

Semakin jauh langkahnya, Chiasa mendengar suara bising di ruang tengah semakin jelas, ruang itu hanya dibatasi oleh pintu kaca untuk menuju kolam bagian belakang villa. Semua teman-temannya tengah berkumpul di sana.

Chiasa berjalan menuju orang-orang itu, ada Hakim, Sungkara dan Arjune yang kini tengah bergelimpangan di karpet bulu. Favian duduk di ayunan rotan berbantal bersama Kaivan. Kalil dan Gista berada di loveseat, sedangkan Kae dan Jena berjejal di bean bag. Dan Davi, dia duduk berselonjor di sofa terpisah sembari mengotak-atik ponselnya.

Chiasa belum menemukan Janari.

Mungkin dia masih di kamar.

Hujan yang turun sejak sore membuat kegiatan mereka di kolam samping villa terhenti, sekaligus menahan mereka untuk tetap berada di sana dan tidak pergi ke mana-mana.

Tidak seperti sore kemarin, mereka meninggalkan suasana hening villa dan mencari keramaian di Kota Bandung. Sore ini, semua bergegas masuk ke kamar masing-masing, mandi, dan kembali menikmati hidangan hangat yang disediakan Bi Ati di ruang tengah.

Bi Ati benar-benar menepati janjinya pada orangtua Janari untuk tidak membuat anaknya dan semua temannya kelaparan selama berada di sana.

Chiasa berjalan ke arah dinding yang berada di depan ruangan, di dekat televisi yang menyala sejak tadi, tetapi kehadirannya diabaikan. Tangannya menyambungkan kabel charger ke ponsel, lalu berdiri di sana dengan tangan yang masih menopang laptop, membalas pesan-pesan dari Lexi.

Say It First!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang