Haiiiii
Udah baca part yang di Karyakarsa?
Biasanya, ketika bikin part untuk diupload di sana, sebisa mungkin saya akan bikin part itu nggak memengaruhi jalan cerita selanjutnya. Yang artinya, kalian tetap bisa baca cerita ini tanpa merasa ada yang aneh meskipun nggak baca di Karyakarsa.
Tapiii, kayaknya khusus Additional Part 37 kemarin. Bakalan kerasa banget ya kalau nggak baca di Karyakarsa.
Maafkan ya.
Tapi semoga tetap enjoy bacanya.
Tencuuu ❤️
Mau pilih emot bakar apa siram nih? Wkwkwk.
***
Jena menyalakan lampu ruang tengah, membuat semua bergerak ke arah yang sama, mereka berkumpul di sana sekarang—atau lebih tepatnya, Jena menginterogasi Chiasa dan Janari di sana. Jena berdiri sembari bersedekap, sementara Kaezar yang kesulitan menenangkannya hanya berdiri di sisinya sejak tadi. Sementara Chiasa dan Janari duduk di sofa seperti tersangka.
Apa pun alasan yang Jena dengar dari Chiasa, tentu saja tidak membuatnya percaya begitu saja. Tatapnya masih menancap pada Janari ketika laki-laki itu masih berada di sisi Chiasa.
Jena mendengkus. "Balik deh, Ri," ujarnya. "Udah malam banget." Dia juga melirik Kaezar. "Kamu juga pulang."
Kaezar mengangguk kecil, sebelum melangkah, dia sempat menatap Janari. Menunggu temannya itu bergerak dari sofa.
Janari masih diam di tempat, melirik Chiasa. "Aku pulang dulu, kamu—" Saat meraba saku celana bagian depannya, dia seperti baru menyadari kehilangan sesuatu. "Bentar." Tangannya meraba celana bagian belakang.
"Nyari apaan sih, Ri?" tanya Jena. "Banyak alasan banget."
"Nggak. Nggak. Gue serius." Janari bangkit, kembali meraba saku depan dan belakang celananya bergantian, memastikan. "Kunci mobil gue nggak ada."
KAMU SEDANG MEMBACA
Say It First!
Romance[TSDP #2] Janari adalah orang yang paling Chiasa jauhi selama ini. Namun, karena kebutuhan riset untuk menulis novel romance, Chiasa harus kembali mendekati laki-laki itu. Chiasa bergerak diam-diam, mendekat perlahan, sampai akhirnya bisa masuk ke d...