Say It First! | [36]

76.4K 12.7K 4.5K
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Nggak bohong kan double update. Hehe.

 Hehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







Kalau habis dikasih bilang apa?








Pinter. :)








Nggak mau tau pokoknya sekarang tekan vote dulu. Habis itu komen. Apa ajaaaaaaaaa😆😆😆








Spam emot yang mewakili perasaan kamu saat ini. 🌝

***



Suara Tante Sairish yang berdiri di ambang pintu membuat—sepertinya—semua orang di dalam rumah keluar. Sekarang, di ambang pintu itu berjejal, menatap Chiasa dengan antusias sekaligus penasaran. Chiasa mengenali Sima dan Andaru, kakak perempuan Janari dan suaminya. Juga Tante Sairish dan Om Akala, kedua orangtua Janari.

Di tengah-tengah, menyelip seorang wanita paruh baya dengan senyum lebar, menampakkan banyak kerutan di wajahnya yang ramah. Itu pasti Enin.

Chiasa pernah bertemu semuanya, kecuali Enin, tapi tidak pernah segugup ini. Kali ini, rasanya berbeda. Jauh lebih khawatir pada penilaian orang-orang di hadapannya. Dan seolah tahu keadaan Chiasa, dua tangan Janari meremas pundaknya pelan, mengusapnya kemudian.

Janari bergerak membuka tutup kotak, bersorak sendirian di antara hening. "Selamat ulang tahun, Enin!" Dia menyalakan pemantik api, membakar lilin di atas kue.

Say It First!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang