Say It First! | [58]

74.1K 10.8K 4.3K
                                    

Haiii

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haiii.

Hallooo. 😆

Maafin kelamaan update-nya yaaa.
Baru nemu waktu buat nulisss. Hehe.


Kasih semangat dooong bakar aku bakar aku🔥🔥🔥🔥🔥









Jangan lupa kasih ️ yang banyaaak untuk Janari.

Jangan lupa kasih ❤️ yang banyaaak untuk Janari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








BAKAL BANYAK TYPO KARENA NGGAK DIEDIT LAGIIII HEHE. BANTU TANDAIN YAAA. ❤

***

Di samping ruang meeting, Blackbeans memiliki meja bar yang sisinya diisi oleh dua stool saling berdampingan. Tempat itu memang disediakan khusus untuk karyawan, staf, atau siapa pun, selain pengunjung. Tempatnya berada di dekat fasad lantai dua, yang berupa dinding kaca menghadap jalanan ramai di bawah sana.

Chiasa termenung, bersama teh yang dibuatnya sendiri. Jika hari ini dia sedang menghindari Janari, itu adalah tempat yang salah, karena sebelum memasuki ruang meeting, Janari pasti menemukannya di sana.

Namun, Jena yang duduk dan ikut merenung, menahannya di sana.

Hari ini adalah meeting terakhir untuk penandatanganan proyek Blackbeans sebelum pihak kontraktor memulai proses pengerjaan. Jadi ....

Chiasa memejamkan matanya. Sejak tadi dia merasa frustrasi.

Sejak pertemuan terakhir keduanya di apartemen pria itu, setelah apa yang terjadi pagi itu, Chiasa benar-benar menghindari Janari. Dia mengabaikan pesan dan telepon dari pria itu, yang masuk ke ponselnya berkali-kali. Jika tidak ingat bahwa dia sedang berada dalam pengerjaan proyek Blackbeans dan Keisya bisa kapan saja menghubunginya untuk memberi tahu sesuatu atau meminta bantuan, Chiasa pasti sudah mematikan ponselnya—atau mungkin membuangnya, agar pesan dan telepon Janari tidak muncul lagi.

Say It First!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang