Say It First! | [55]

65.6K 10.5K 2.3K
                                    

Kalau vote sama komennya bagus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalau vote sama komennya bagus. Ayok kita double update hehe





Tolong tandain typo yaaa❤️

***


Pre contruction meeting itu sudah berlangsung sejak satu jam yang lalu. Ada beberapa pembahasan sebelum dilakukan presentasi oleh pihak perusahaan konstruksi tersebut.

Lampu ruangan sudah padam, dan Chiasa mencoba mengangkat wajah ketika layar proyektor sudah menyala. Di ruangan itu, dia yakin semua fokus pada cahaya yang bergerak-gerak di depan sana. Namun entah kenapa, sejak tadi dia merasa tengah ditatap tajam oleh suatu pandangan sampai tidak berani menoleh ke mana-mana.

Ruangan gelap itu membuatnya merasa sendirian. Tersudut oleh satu tatapan sampai sulit bergerak. Dia merasa diintimidasi.

Mungkin saja firasatnya benar, atau malah dia yang terlalu percaya diri. Namun, dia tiba-tiba merasa gugup sekarang, entah untuk alasan apa.

Seharusnya, saat ingat hari ini dia harus bertemu dengan beberapa orang dari perusahaan jasa konstruksi, dia mengingat nama Janari, nama Kaezar, keterkaitannya dengan dua orang itu. Karena, Jena tidak mungkin memberikan proyek ini jauh-jauh pada orang asing, sedangkan jelas-jelas calon suaminya adalah kandidat kuat untuk diajak bekerja sama.

Nepotisme seperti ini sudah bukan rahasia lagi, kan?

Chiasa mungkin mengabaikan beberapa penjelasan, sampai melewati beberapa slide presentasi. Dia mencoba mengangkat wajah, berusaha bersikap tenang dan tidak terusik dengan kehadiran Janari yang bahkan memiliki tempat duduk tepat di depan kursinya.

Berkali-kali mengingatkan diri sendiri untuk bersikap profesional, tapi Chiasa tidak bisa membohongi perasaannya. Seperti ada sesuatu yang menendang-nendang dadanya, yang selanjutnya membuat gugupnya semakin kuat menyergap.

Seseorang di sisi layar proyektor masih memaparkan materi presentasinya. "Untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai schedule, kami memerlukan waktu dua bulan, yaitu kurang-lebih enam puluh hari. Namun, PT Bimantara Pilar memiliki target sendiri, secara intern kami menyanggupi untuk menyelesaikan proyek sebelum batas waktu maksimal." Slide presentasi berganti. "Ini merupakan foto bangunan sebelum dilakukan renovasi, dan ini adalah foto rancangan bangunan yang kami buat. Setelah melakukan penandatanganan kontrak, kami akan melakukan pengukuran ulang ...."

Chiasa terus menatap ke arah layar, beberapa kali menunduk untuk melihat dokumen di tangannya. Lalu, ketika layar menyala dan slide presentasi mati, semua peserta meeting memutar kursi, menghadap pada meja.

Di detik itu, Chiasa menemukan tatapan Janari. Benar dugaannya, sejak tadi, pria itu menatapnya.

Tulang punggungnya terasa kaku, mungkin saja sudah membeku karena dia merasa ujung-ujung jemarinya terasa dingin ketika mendapatkan tatapan itu.

Say It First!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang