Say It First! | [33]

75.6K 10.9K 2.5K
                                    

Part ini pendekkk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Part ini pendekkk. Pendekkk banget.








Anggap aja cuma dessert. Wkwk.








Udah dikasih tau, jadi gabole mara-mara.







Bakaaaarrr yaaaaa 🔥🔥🔥

***





Chiasa bangkit lebih dulu dari sofa. Setelah membenarkan semua kancing kemejanya, dua tangannya terangkat untuk kembali mencepol rambut yang tadi berhasil Janari buat berantakan.

Janari tidak lagi menahannya, dia hanya bergumam, "Ke mana?" Dengan suaranya yang parau ketika merasakan kepergian Chiasa dari sisinya.

"Ke toilet." Chiasa bergerak menuju pintu yang diapit oleh dua kamar tidur. Masuk, menutup pintu di belakangnya, bersandar sejenak, lalu menarik napas panjang. Dia masih berada di ruang yang terpisah dengan toilet, di depan cermin besar dengan wastafel yang menggantung di depannya.

Langkahnya perlahan bergerak maju, menatap pantulan bayangan tubuhnya di cermin. Dua tangannya bertopang di sisi wastafel, lalu tertegun.

Dia bisa menyaksikan bagaimana kemejanya terlihat kusut dengan rok yang bergeser sembilan puluh derajat di pinggangnya. Lenguhannya terdengar, matanya terpejam.

Apa yang baru saja dilakukannya?

Jika sebelumnya, dia memiliki tameng, yaitu kontrak perjanjian di antara keduanya. Kali ini, apakah itu masih berlaku? Anggap saja, kejadian pertama adalah pemenuhan janji Chiasa pada Janari. Lalu, kali ini apa?

Dia melakukannya dengan sukarela.

Tentu saja, Chiasa menyukai bagaimana Janari memperlakukannya dengan baik di setiap momen yang mereka lewati berdua. Namun, haruskah sekarang dia benar-benar mengakuinya?

Chiasa mendengkus, tangannya membuka kran dan menampung air dengan dua telapak tangan, membasuh wajahnya berkali-kali.

Ada handuk kecil milik Janari yang menggantung di rak handuk, di dinding samping wastafel. Saat tengah mengeringkan wajahnya, Chiasa bisa mendengar suara Janari dari luar. Dia masih belum menyahut, baru saja berbalik ke arah pintu, tapi pintu itu lebih dulu terbuka dan memunculkan sosok Janari yang masih bertelanjang dada ... dengan ritsleting celana yang masih belum tertutup.

Chiasa harus menarik napas banyak-banyak karena segala hal yang dilihatnya pada laki-laki itu sekarang membuatnya kembali mengingat apa yang mereka lakukan beberapa saat yang lalu.

Say It First!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang