Yuta sedang berjalan di pinggir jalan. Ia membawa beberapa kresek besar.
"Haduh mendung," Laki - laki gondrong tersebut mempercepat langkahnya.
Yuta berjalan dengan gusar. Ia menyesal memilih berjalan tadi, padahal supirnya sudah menawari tumpangan. Ia hanya berlagak ingin olahraga, namun Ia tidak ingat bahwa umurnya sudah tidak muda lagi. Berjalan beberapa kilo sudah membuat punggungnya serasa remuk.
Tes~
Gerimis mulai turun.
"Ah sial," Yuta menepi lalu menaruh salah satu kresek yang Ia bawa. Jemarinya merogoh sakunya untuk mengambil ponsel, hendak menelepon supirnya.
Namun..
Sst.. Bug!
"OH SHIT!" Yuta berteriak ketika ponselnya terjatuh kedalam Got.
"Aduh gimana.."
Yuta menaruh semua kresek yang Ia bawa. Ia berjongkok tangannya menggapai ponselnya yang telah berada di bawah got. Namun sama saja, tangannya tidak sampai. Ia memaksakan untuk semakin mengulur tangannya.
Klek!
"FUCK!" Punggung Yuta sakit sekali.
Badannya terduduk di pinggir jalan, Ia mengerang karena punggungnya sangat terasa sakit.
"Permisi pak? butuh bantuan?"
Sembari meringis kesakitan, Yuta menatap pemuda jakung yang menawarkan bantuan tersebut. Dengan cepat Yuta mengangguk.
"Apa yang perlu dibantu pak?"
Yuta langsung menunjuk ponselnya yang masih di dalam got.
Pemuda jakung tersebut mengangguk lalu bergegas masuk ke dalam got tersebut. Perlahan berjalan untuk mengambil ponsel Yuta. Sialnya, Ia terpeleset dan baju yang Ia kenakan kotor karena air got. Namun tidak masalah, Pemuda jakung itu berhasil mengambil ponsel Yuta dan naik ke atas.
"Terimakasih ya!" Yuta mulai berdiri perlahan.
"Ini pak," Pemuda jakung tersebut memberikan ponsel Yuta.
Yuta meraih ponsel tersebut dan mengecek kondisinya. Selamat, ponselnya masih dapat digunakan.
"Makasih banyak ya! sebentar ini ada..." Yuta mengambil dompetnya lalu mengambil beberapa lembar uang ratusan ribu.
"Ga usah - ga usah pak!" Pemuda tersebut sangat terkejut.
"Loh gapapa, ini ambil aja.." Yuta memaksa memberi uang tersebut.
Pemuda tersebut masih menggeleng.
"Yaudah kalo ga mau, sekali lagi makasih ya?" Yuta tersenyum lebar.
Pemuda itu membalas senyuman Yuta.
Yuta mengangkat kresek yang Ia letakan tadi, namun sialnya kresek tersebut robek yang membuat barang di dalamnya berjatuhan. Dengan sigap Pemuda tersebut memunguti barangnya sebelum terjatuh di got.
"Astaga.... maaf... merepotkan lagi..." Yuta ikut memunguti barangnya.
"Ini kreseknya udah ga bisa dipakai pak, pakai tas saya aja," Pemuda itu tersenyum lalu mengambil tas ranselnya dan mulai memasukan barang tersebut ke dalam tasnya.
"Sekali lagi makasih ya? saya malah repotin kamu terus..." Yuta memandang Pemuda tersebut sungkan.
"Tidak apa - apa Pak. Namanya juga lagi sial. Hehehe..." Celetuk Pemuda tersebut.
Yuta sedikit terkejut dengan omongan realistis Pemuda tersebut.
"Jangan merasa bersalah karena saya nolong Bapak, Bapak pasti orang baik makanya di saat sulit begini ada yang nolong.." Pemuda tersebut mengangkat ranselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Lima Restu 🌷
Teen Fiction♡ Kerandoman para bujang Neo Residence untuk mendapatkan restu Ayah Yuta. ------------------------------------------------ Sequels : 1. Pacar Lima Restu 2. Teman Lima Musuh 3. Kisah Lima Bujang (Prequel) .・゜゜・bxb story with adult content
