O2O : Papa Johnny

8.2K 1.3K 243
                                    

Mark berbisik kepada Haechan. "Sayang, kamu pergi dulu sebentar ya?"

Haechan melirik ke arah Hendery lalu mengangguk.

"Dadahh.." Haechan mengecup kilas bibir Mark dan berlalu pergi.

Mark menghampiri Hendery yang sedang membuat roti di dapur.

"Heyo wasap bro!" Mark menepuk - nepuk bahu Hendery.

"Hey! sejak kapan datang ke rumah?" Hendery berbicara sembari membuat adonan.

"Ga lama sih, tadi langsung pergi sama Haechan baru pulang sekarang," Mark mengangguk.

"Oh yaudah gih lanjutin main sama Haechan," Hendery terkekeh.

Mark menelan ludahnya.

"Kenapa? lagi berantem kah sama Haechan?" Hendery kini menatap Mark.

"Ada yang mau gue omongin ke lo Bang.." Mark berusaha tersenyum.

Hendery berhenti melakukan kegiatannya. "What happened?"

"Hmm..." Mark bingung ingin memulai dari mana, "Lo bikin roti ini buat siapa dah?"

"Ini?" Hendery menunjuk adonan, "Buat Dejun, gue seneng banget dah sekarang Dejun ngasih gue respon yang baik.." Hendery tersenyum bahagia.

"Bang? kemarin gue ketemu Lucas.."

"Terus?"

"Lucas bilang Dejun mulai buka hati buat Lucas..."

"H-hah?" Hendery sedikit tercekat.

"Lo pasti ngira Lucas bohong, awalnya gue juga ngira gitu. Tapi Lucas bilang Dejun cerita kalau skripsinya Dejun dibantuin sama lo. Gue jadi percaya sama dia.... kan cuma gue sama Dejun yang tahu... terus... Dejun juga cerita kalau dia ngerespon lo cuma karena kasihan aja... karena lo udah bantuin dia skripsi... tapi sebenernya dia cuma punya perasaan buat Lucas... "

Hendery menatap kosong Mark.

"Gue ngasih tahu gini juga biar lo bisa manage perasaan lo... tapi terserah si lo masih mau berjuang atau menjauh..."

"Mark, gue udah terlalu lelah buat berjuang. Dejun udah ada perasaan buat Lucas dan Lucas pun ada perasaan juga. Yaudah mereka pasti bakalan jadian. Terus apa yang harus gue perjuangin?" Hendery mengepalkan tangannya sendiri sampai urat jarinya terlihat.

"I know... but it's up to you... semangat bang..." Mark mengusap bahu Hendery.

"Dejun, kamu jahat banget...."

BUG!

Mark meloncat kaget matanya membulat. Ia baru pertama kali melihat Hendery semarah ini. Hendery memukul dinding dapur hingga sedikit retak.

Pyar!

Hendery melempar mangkok adonan hingga terpental jauh dan adonan itu berserakan ke semua lantai.

"Bang... please... be calm..." Mark mencoba menenangkan.

Johnny dan Ten menghampiri Hendery. Mereka tahu Hendery sedang kumat. Hendery akan mengamuk jika Ia merasa sangat kecewa terhadap siapapun.

"Hi dude... please.. be calm.." Ten mengusap bahu Hendery.

"MINGGIR!" Hendery mendorong Ten.

Sreg!

Johnny menarik kerah baju Hendery dan menatap tajam. "Berani kamu sama Mae? itu Mama kamu!"

Hendery memejamkan matanya dan mencoba mengatur nafasnya.

Pacar Lima Restu 🌷 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang