Guanlin mendorong kursi roda yang diduduki Renjun untuk keluar dari ruang pemeriksaan.
"Kita harus cari tempat lain, Rumah Sakit ini ga becus!" Yuta membuang hasil rongent kaki Renjun.
"Udah lah Yah! kita lanjut besok lagi, Ini udah mau malem. Kasihan Jeno, jadi ga kerja..." Renjun mendengus kesal.
"Oh ga, ga masalah kok yang penting lo sembuh," Jeno tersenyum.
"Tapi Renjun ada benernya juga, ini udah Rumah Sakit ke tujuh Yah.. Kita lanjut besok aja," Guanlin menambahi.
Sedari tadi mereka berkeliling ke segala penjuru Rumah Sakit. Namun mereka tidak bisa mendiagnosa apa masalah yang menyerang kaki Renjun sehingga Ia tidak bisa berjalan. Saat melakukan Rongent tulang juga tidak ada hal yang menunjukan Ia ada masalah. Semuanya nampak sehat.
Sebelumnya Renjun mengaku saat hendak menuruni tangga, kakinya tiba - tiba merasa nyeri yang amat sangat hingga Ia terpleset dari tangga tersebut dan kakinya tidak bisa digunakan untuk berjalan.
"Pulang ya Ayah? Please, aku capek pengen istirahat. Lagi pula selagi aku ga mencoba berjalan, kaki aku ga terlalu sakit kok!" Renjun tersenyum.
Yuta menghela nafas, nafasnya tampak berat
"Please?" Renjun menarik pergelangan tangan Yuta.
"Okay, tapi janji ya besok harus periksa lagi?" Yuta tersenyum ke arah putranya itu.
"Iya Ayah! Janji!" Renjun tersenyum lebar.
Selepas itu mereka bertiga memutuskan untuk kembali ke rumah.
◾🔸◾🔸
🎼🎼🎼"Ada yang sakit?" Yuta mendudukan Renjun perlahan di kursi roda.
Renjun menggeleng.
Setelah Renjun sempurna duduk di kursi rodanya, Yuta menyuruh Jeno untuk memasukan Mobil ke garasi. Mereka berhenti di luar gerbang.
"Besok ada acara kampus ya?" Yuta bertanya.
"Iya Yah, besok ospek hari pertama, mungkin Renjun bisa izin," Guanlin yang menjawan.
"Ga mau dih, pengen ikut! Alin ayolah bantu gue dorong kursi roda nanti waktu di kampus," Renjun menggerutu.
"Ngerepotin aja," Guanlin berdecak pelan.
"Udah gapapa Alin, Renjun periksa sorenya aja. Sekalian pagi besok Ayah cari - cari tempat untuk periksa," Yuta menatap Guanlin.
"Kok-- Yaudah.." Guanlin mendengus.
Renjun menjulurkan lidahnya ke arah Guanlin, merasa dirinya menang.
"Gue cium lo!!" Guanlin menatap tajam Renjun.
Yuta sedikit melirik Guanlin, "Cium aja kalau berani,"
"Cium, cium, cium," Renjun menggoda Guanlin dengan memanyunkan bibirnya.
"Ga, lo bau!" Guanlin memasang wajah mengejek ke arah Renjun.
"HEI!" Teriak Taeil dari sebrang.
"WOE BANG!" Yuta melambai.
Taeil menyipitkan matanya lalu berjalan mendekati rumah Nakamoto.
"Renjun kenapa Yut?" Taeil memandangi Renjun yang sedang duduk manis di kursi roda.
"Kakinya ga bisa buat jalan, udah gue periksain kemana - mana ga ada dokter yang bisa mendiagnosa, sampai gua rongent beberapa kali tadi dan ga ada masalah di kakinya Renjun. Tapi nyatanya Renjun selalu kesakitan kalau dia berjalan," Yuta mengusap rambut Renjun.
![](https://img.wattpad.com/cover/287984825-288-k940181.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Lima Restu 🌷
Novela Juvenil♡ Kerandoman para bujang Neo Residence untuk mendapatkan restu Ayah Yuta. ------------------------------------------------ Sequels : 1. Pacar Lima Restu 2. Teman Lima Musuh 3. Kisah Lima Bujang (Prequel) .・゜゜・bxb story with adult content