O47 : Taro sayang

6.9K 1K 125
                                    

Shotaro mengusap pelipisnya sembari memandang materi yang ada di depannya. Perutnya terasa mual, materi - materi perkuliahan tidak semudah saat Ia masih sekolah dulu. Ingin sekali Ia memakai pintu kemana saja, langsung menuju kesuksesan. Tanpa harus berpusing - pusing seperti ini.

"Mana Dosennya jarang ngajar lagi, huftt,"

Shotaro mendongak menatap langit - langit kamarnya.

"Apa aku call Kak Dejun aja ya?"

"Ah tapi kan beda jurusan..."

"Sungchan? males, nanti dia modus..."

"Dek?" Tiba - tiba Renjun memasuki kamar Shotaro.

Shotaro membalikan badannya dan menatap Renjun yang berjalan mendekat.

"Belajarnya udah belum? disuruh Ayah turun buat makan malam," Renjun mendekat lalu mengusap bahu Shotaro.

"Tumben udah pulang, biasanya satu abad baru inget rumahnya di mana..." Shotaro menepis tangan Renjun, lalu Ia bangkit dari duduknya.

"Iya maafin Kakak ya?" Renjun menatap Shotaro, "Kakak sibuk banget ngurusin proposal skripsi, ngurusin organisasi. Pusing beneran.."

Shotaro menghela nafasnya lalu mengangguk mengerti.

"Banyak tugas ya?" Renjun tersenyum lalu mengusap lembut rambut adiknya itu, "Nanti aku bantuin deh!"

Mata Shotaro berbinar, "Beneran? Thank you!"

"Sama - sama," Renjun mengerjap lucu, "Yuk turun, Ayah sama Bunda udah nungguin,"

Shotaro tersenyum lebar lalu mengekor Kakaknya yang sudah berjalan dulu, matanya menatap lekat Kakaknya dari belakang. Namun tiba - tiba senyumnya luntur dan menyadari sesuatu.

"STOP KAK!" Shotaro berlari ke almarinya. Mengambil sesuatu.

Renjun membalikan badannya, mengerutkan kening. Apa maksud Shotaro?

"Pake ini!" Shotaro memberikan baju turtle neck yang Ia ambil tadi.

"Hah buat apa!?" Renjun semakin kebingungan.

Shotaro mendorong Renjun ke depan cermin besar lalu menunjuk leher belakang Renjun.

Renjun memiringkan badannya.

"OH SHIT!" Ia membulatkan matanya, ketika melihat kissmark yang sangat banyak di leher belakangnya.

Renjun sangat panik, tangannya langsung merebut baju yang diberi Shotaro tadi dan langsung memakainya. Memastikan bahwa bekas merah di belakang lehernya tidak terlihat.

Shotaro hanya menelan ludahnya kasar. Mencoba berpikiran positif.

"Taro?" Renjun berbisik sangat pelan.

Jantung Shotaro berdebar.

Tiba - tiba Renjun mencengkram kerah kaos Shotaro. Lalu menatap tajam adik bungsunya itu.

"Jangan pernah bilang ini ke Ayah atau Bunda, okey!?"

Nafas Shotaro memburu, sebisa mungkin mengatur nafasnya. Ia sangat terkejut dengan gertakan Renjun. Dan.. bau alkohol yang sedikit menyeruak dari mulut Renjun. Ini pertama kalinya Renjun terlihat sangat mengerikan di depannya.

"Jawab!" Renjun menguatkan cengkramannya.

"I-iya kak..." Shotaro meremas ujung bajunya. Ia sangat takut.

"Janji?" Renjun mendorong Shotaro. Melepas cengkramannya.

"J-janji.." Shotaro mengusap dadanya, mengatur nafasnya.

Pacar Lima Restu 🌷 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang