O44 : Cookies

7.6K 1.1K 182
                                        


Yeonjun mengunyah cookies coklat dengan santai sembari memandang lekat Renjun yang sedang menangis.

"Lo jangan baper sama gue ya, biasanya orang lagi gamon nyari - nyari pelampiasan,"

Plak! Renjun menampar Yeonjun.

"Shit..."

Yeonjun mengusap pipinya.

"Gila lo ah.. Sakit Ren.."

"Gue lagi galau!" Renjun mendengus.

"Emang lo putus kenapa sih?" Yeonjun menatap lekat Renjun.

"Beda agama," Singkat Renjun.

"Lah emang beda kan? setiap kita pelajaran agama dulu, emang dia ada di kelas kita?" Yeonjun mengerutkan keningnya.

Renjun terdiam. Ia Baru menyadari semuanya.

"Itulah Bunda, baiknya berkomunikasi sebelum berkomitmen," Yeonjun terkekeh.

"Sumpah lo-- kenapa jadi kek anjing banget!" Renjun menjauh dari Yeonjun dan memandang ke luar jendela ruang Music Club.

"Ya emang kenapa sih kalau beda? kan yang penting sama - sama cinta.." Yeonjun menatap punggung Renjun.

"Hahaha.." Renjun mengusap air matanya, "Emang gue siapa si? kok berani banget ngerebut dia dari Tuhannya..."

Yeonjun mengangguk, Ia memakan cookies lagi. Enggan berkomentar.

Suasana ruangan menjadi sepi. Renjun masih saja larut dengan perasaannya yang abu - abu. Melihat Guanlin di jarak dekat kemarin, membuatnya semakin kalang kabut. Selalu terlintas dipikirannya kenangan manis bersama Guanlin, gelak tawa Guanlin dan bagaimana bahagianya dulu Ia saat bersama Guanlin.

"Shit.." Renjun mendongak, menahan air matanya yang semakin deras.

"Nih mau ga?" Yeonjun menyodorkan sebungkus Cookies. Ia ternyata sudah ada di samping Renjun sedari tadi.

Renjun menggeleng.

"Coklat bisa meredakan rasa amarah di hati.. percaya gue.. satu gigitan aja..." Yeonjun mengambil satu Cookies lalu didekatkan ke mulut Renjun.

Renjun menggigit setengah lalu mulai mengunyah Cookies coklat tersebut.

"Gue tahu, kalau gue ngasih semangat juga percuma. Bahkan satu dunia ngasih semangat juga ga akan ngaruh, kalau dari hati lo sendiri belum berdamai," Yeonjun ikut menatap ke luar jendela.

Sreg!

Tiba - tiba Renjun merebut satu bungkus Cookies yang dipegang Yeonjun. Ia mulai memakannya satu per satu. Benar kata Yeonjun, coklat bisa meredakan sedikit amarahnya.

"Jangan trauma pacaran sama wibu ya," Yeonjun menepuk bahu Renjun sembari terkekeh.

"Anak anjing!" Renjun memutar bola matanya.

Yeonjun semakin terbahak.

"Btw makasih, coklat ini emang bikin gue agak tenang... ajaib banget..." Renjun terus memakan Cookies tadi.

"Ga usah makasih dah, kalau mau tuh masih ada satu kardus. Makan semua..."

Yeonjun melihat jam tangannya.

"Lo masih mau di sini? gue mau pulang, udah ga ada kelas. Eh Supermarket nya bapak lo ada ga si di sekitar kampus?"

"Ada, kenapa?" Renjun berbalik dan menatap Yeonjun.

"Bagus deh, gue mau mampir ke sana. Beli alat kebersihan buat bersihin ni ruangan. Udah kaya gudang, kotor banget..." Yeonjun merapikan bukunya lalu Ia masukan ke dalam tasnya.

Pacar Lima Restu 🌷 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang