O33 : Renjun-Chan

8K 1.1K 226
                                    

"Maafin gue..." Guanlin menarik Renjun yang terus berjalan menghindar darinya.

Renjun mengibaskan tangannya kuat.

"Gue ga sengaja...." Guanlin masih menarik - narik lengan Renjun.

Lagi - lagi Renjun mengibaskan tangannya. Enggan memberi respon.

"Sayang... maafin..."

"Renjun maaf..."

Renjun mempercepat langkahnya, masih berusaha menghindar dari Guanlin.

Blug!

Terpaksa Guanlin memakai kekuatannya, Ia mendorong Renjun sampai terpentok di sebuah tembok.

"Argh," Renjun sedikit mengerang. Tidak sakit, namun Ia hanya terkejut.

"Gue udah bilang, minta maaf. Gue kasian sama Jihoon kemarin, dia lagi sakit. Yaudah gue anterin pulang.." Guanlin mengusap lembut rambut Renjun.

"TAPI LO UDAH JANJI MAU JEMPUT GUE!" Renjun berteriak tepat di depan muka Guanlin.

Guanlin terdiam, menghembuskan nafas kasar.

"KENAPA!? GA SUKA!? GUE ORANGNYA EGOIS!! KALAU GA SUKA, GA USAH TEMENAN SAMA GUE LAGI!!" Renjun mendorong Guanlim dan berjalan menjauh.

"Renjun!" Guanlin menggertak, suaranya menggema di seluruh lorong Kampus, "LO BILANG AJA KALAU CEMBURU!"

Renjun berhenti melangkah.

"Gue udah bilang berapa kali? ayo kita resmiin hubungan kita, biar kita ada status, biar kita juga ada kepastian. Gue pernah confess ke lo dan lo pun juga bilang suka sama gue. Tapi lo ga pernah mau pacaran, karena alasan lo takut hamil duluan. Gue tahu lo punya sedikit trauma tentang itu, tapi... please..."

Guanlin berhenti berbicara lalu menarik tangan Renjun.

"Alin!" Kaki kecil Renjun tertatih mengikuti langkah besar Guanlin.

Guanlin tidak merespon, Ia masih menarik Renjun ke suatu tempat yang lebih sepi. Ia merasa tidak enak mengobrol hal private seperti tadi di lorong Kampus.

Ia membawa Renjun ke pinggir danau buatan di kampus itu. Suasananya nyaman untuk mengobrol serius. Ditambah, jarang mahasiswa datang ke sana karena rumornya, danau itu angker.

"Oke, gue lanjut... sampai mana ya tadi...." Guanlin mencoba mengingat.

Renjun berdecih pelan, "Hamil..."

"Iya hamil, bentar gue tanya dulu. Emang kalau kita pacaran, lo mikir gue bakal napsu sama lo?" Guanlin menaikan alisnya.

"Kok-- maksud lo!?" Renjun menatap tajam.

"Maksud gue, gimana gue bisa napsu? lo orangnya bacot! gue juga bacot! masa iya gue napsu gara - gara kita sering adu bacot..." Guanlin menyilangkan tangannya.

"Emang kita adu bacot terus? ga kan? saat kita lagi deep talk dan nanti lo kebawa suasana, lo nyium gue, grepe gue terus berlanjut gue ngedesah di bawah lo..." Renjun ikut menyilangkan tangannya.

Guanlin terbahak mendengarkan perkataan Renjun, "Pikiran lo liar juga ya.."

"GUE GA LIAR! GUE CUMA WANTI WANTI AJA!" Renjun mulai menggertak.

"Yaudah, mau pacaran ga ni!?" Guanlin menangkup pipi Renjun.

Renjun belum menjawab.

"Kalau ga mau yaudah, gue mau deketin Jih--"

"MAU!" Renjun menghentakan kakinya lucu.

"Berarti, kita pacaran nih sekarang?" Guanlin tersenyum.

Pacar Lima Restu 🌷 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang