O14 : Haechan Rumor

10K 1.5K 117
                                        


Renjun membenahi kacamatanya yang sedikit miring. Lalu mencoba fokus lagi untuk mengerjakan tugas.

"Lo ga capek apa ngerjain tugas mulu? ini udah waktunya pulang" Jeongin teman sebangku Renjun.

Renjun masi fokus, Ia hanya melambaikan tangannya.

"Lo tau ga? ada rumor..." Jeongin berbisik.

Mata Renjun melirik sedikit.

"Itu si Haechan, kelas sebelah. Katanya udah ga perawan," Jeongin memelankan suaranya.

Renjun hanya memutar bola matanya malas.

"Lo kan tetangganya, masa gatau..." Jeongin berdecih pelan.

"Gue terlalu sibuk buat ngurusin hidup orang..."

Renjun memberesi bukunya dan berlalu pergi meninggalkan Jeongin. Ia muak sekali dengan rumor itu.

"DIH ANYING LO!" Jeongin berteriak namun sama saja Renjun berjalan cepat keluar dari kelas.

Kaki kecil Renjun melangkah cepat. Matanya dengan tajam membaca setiap papan kelas yang Ia lewati. Sampai di mana Ia di depan kelas Haechan.

"Heh!" Teriak Renjun di depan kelas, "IYA ELO!"

Haechan yang ditatap tajam oleh Renjun hanya terkekeh dan mendekat santai.

"SINI!" Renjun langsung menarik lengan Haechan.

"SABAR ANJEM!" Walaupun badan Haechan lebih besar dari Renjun, Ia tidak bisa menyesuaikan tenaga Renjun. Kakinya tertatih mengikuti langkah Renjun.

Renjun menghempaskan lengan Haechan lalu jari telunjuknya menunjuk tepat di depan hidung Haechan.

"Kenapa rumor 'lo udah ga perawan' semakin rame anjir!?" Renjun berbisik.

Haechan hanya mengangkat bahunya.

"Heh gila lo ya? lo ga nyebar video nganu lo kan?" Renjun menatap tajam.

"Ga lah goblok! gue juga ga tau kenapa tiba - tiba kesebar. Lagian gue juga bodo amat dengan rumor itu," Haechan terkekeh.

"Gue sakit hati sumpah lo dibilang gitu!" Renjun sedikit meninggikan suaranya.

"Tapi kan emang faktanya gitu? gue harus apa? klarifikasi? atau apa? tetep aja faktanya emang gitu!" Haechan mendengus.

"Bukan Chan, maksud gue---"

"MEREKA ITU MUNA BANGET NAJIS!"

Mulut Renjun mengatup ketika Haechan meninggikan suaranya.

"Mereka sok suci banget najis!"

"Sok polos!"

Renjun masih terdiam.

"Hahahaha... bahkan yang keliatan polos aja udah ga perawan..."

"Yang Ayahnya strict minta ampun aja kecolongan," Haechan melirik Renjun.

"Ga usah bawa - bawa Nana!" Renjun menatap tajam Haechan.

"Lah? kenapa? emang fakta kan? Nana sama Jeno udah pernah---"

"DIEM LO!" Renjun memotong, "Jaga mulut lo anjeng, kalau Ayah sampai tau. Sumpah gue ga bisa bayangin apa yang bakal Ayah lakuin,"

"Jeno mati paling, orang lo yang urusan kecil sama Sungchan aja jadi ribet sama Ayah lo. Hahahaha..." Haechan tertawa lepas.

Bugg~

Renjun mendorong Haechan sampai terhempas ketembok. Haechan sedikit merintih karena punggungnya terasa sakit. Bukannya meminta maaf, Renjun langsung berlalu meninggalkan Haechan.

"WOE YUTA GA PERNAH NGAJARIN LO MINTA MAAF APE!!!???" Haechan berteriak dengan keras.

Renjun tidak memperdulikan Haechan. Ia tidak merasa marah tetapi merasa malu tentang kejadian itu.

Kaki Renjun menghentak keras ketika melewati koridor sekolah. Ia ingin pulang sekarang juga dan tidur nyenyak dengan boneka mominnya. Tetapi mungkin akan ditunda sebentar karena...

"Renjun?"

Dengan kesal Renjun menoleh dan menatap laki - laki jakung yang memanggilnya.

"Kok belum pulang?"

Renjun hanya mendengus lalu melanjutkan langkah kakinya.

"Ayo balik sama gue!"

"Lo mau sampai kapan si nguntit gue!?"

"Dan lo mau sampai kapan ngasih kepastian ke gue?"

"Yeonjun, gue udah bilang kan dari awal, gue belum ada perasaan sama lo!"

Laki - laki jakung yang bernama Yeonjun itu hanya terdiam menatap Renjun.

"Please, jangan nyakitin diri lo sendiri dengan kaya gitu. Lupain gue dan gue yakin lo bakal dapat yang berkali lipat lebih baik dari gue. Lo orang baik Yeonjun, lo berharga. Gue belum bisa kalau untuk jatuh cinta..... maaf... "

Yeonjun mendengarkan perkataan Renjun, lalu mendekati tubuh mungil Renjun.

"Oke, tapi kasi kesempatan gue, seengganya sekali seumur hidup gue buat nganterin lo pulang..."

Renjun mendongak menatap Yeonjun.

"Please?"

Renjun menunduk lagi.

"Dan gue bakal ngejauh dari lo..."

Renjun menelan ludahnya, menimbang - nimbang.

"Ah.. tapi yaudah gapapa... tenang aja lupakan kemauan gue itu, gue bakal ngejauhin lo kok..."

Yeonjun memaksakan senyumnya lalu sedikit mengusak rambut Renjun dan berjalan pergi.

"YEONJUN!"

Yeonjun yang sedang berjalan terhernti, tangannya ditarik oleh Renjun.

"Ayo anterin gue pulang! Tapi janji, setelah itu tolong jauhin gue!"

Yeonjun tersenyum lebar, jemarinya menggenggam jemari mungil Renjun. Ada perasaan bahagia dan ada juga perasaan pedih di hatinya. Ia akan bersama Renjun untuk pertama kalinya dan terakhir kalinya.

Jemari mungil Renjun juga membalas genggaman Yeonjun. Merekapun berjalan menyusuri koridor sekolah menuju parkiran, sembari mengobrol ringan. Layaknya seperti sepasang kekasih. Tetapi sayangnya hanya satu orang yang benar - benar memiliki perasaan.

Tak disangka ada seorang Laki - laki jangkung lainnya yang sedang menatap Yeonjun dan Renjun bergandengan. Coklat yang Ia bawa langsung Ia hempaskan kedalam tong sampah. Panggil saja laki - laki itu Guanlin. Ia sudah memendam perasaannya terhadap Renjun sejak lama.

Swipe for next.

Pacar Lima Restu 🌷 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang