OO6 : What happened ?

11.6K 1.7K 149
                                    


Hendery menjatuhkan badannya ke ranjangnya dan melempar martabak yang Ia beli tadi. Demi saos tar tar, Ia ingin menangis hanya karena Dejun tak kunjung membuka hatinya.

"Gue bisa masuk universitas terbaik,"

Hendery bergumam.

"Gue bisa lulus dengan predikat terbaik,"

"Gue bisa sukses jalanin usaha,"

"Itu semua mudah.."

Ya, Hendery adalah anak yang sangat cerdas. Ia akselerasi selama SMA lalu hanya membutuhkan waktu 2,5 tahun untuk lulus dari Universitas ternama. Sekarang ia menjalankan usaha sendiri.

"Tapi kenapa dapetin Dejun susah.."

"Gue udah naksir sama dia dari dia masih ingusan, sampai sekarang jadi laki - laki manis yang penuh talenta. Jangankan meluk dia, ngobrol dengan lemah lembut aja ga pernah, AARGHHH!!!"

Hendery menggeram kuat lalu melempar gulingnya.

"Abang?" Tiba - tiba Ten memasuki kamar Hendery sembari membawa segelas susu.

"Eh Mae.." Hendery langsung mengambil posisi duduk.

"Diminum dulu susunya," Ten mengulurkan tangannya, memberikan susu tadi.

Hendery tersenyum lalu meminum susu tersebut.

Ten tersenyum manis lalu mengusap rambut Hendery.

"Makasih Mae," Hendery menaruh gelas ke atas meja.

Hendery melamun memandang kosong lantai. Entah, dia merasa tidak percaya diri lagi untuk mendekati Dejun.

"Abang, you wanna talk about it?" Ten melembutkan suaranya.

Hendery keheranan bagaimana bisa Mae selalu bisa merasakan apa yang Dia rasakan saat ini.

"But don't worry, if you won't to talk about it," Ten tersenyum manis.

"Mae, you know it. I'm getting older year by year. I got all my dreams. I got my successes. I got all Mae, but I felt like I was going dumbest. Because... I..... I don't know..."

Hendery mengacak rambutnya sendiri.

"Because Nakamoto Dejun right?"

Hendery menunduk.

"Mae knows that you're really like-- ah no.. love him so much. But please dearest, don't push yourself too much. I trust someday you will holding your Dejun," Ten mengusap bahu Hendery.

"But when?" Hendery menatap Ten.

"In the right time," Ten tersenyum.

"Right time? omg.. itu ga jelas.." Hendery tersenyum miris.

"You're so cute Dery. Untuk menggenggam Dejun, ini bukan waktu yang tepat... tapi untuk memperjuangkan Dejun ini waktu yang tepat..."

Ten mengusap rambut Hendery.

"Kamu kan tau Dejun lagi berjuang untuk skripsinya dan kamu juga tau kalau dia anak pertama. Sama kaya kamu dulu, coba ingat - ingat waktu kamu skripsi apa kamu pernah kepikiran buat pacaran?"

Hendery menggeleng.

"Dan diingat lagi dia dari keluarga Nakamoto Yuta yang dikenal sangat perfectionist. Coba bayangin kalau Dejun lulus dengan nilai yang ga memuaskan. Apa dia bakalan baik - baik saja?"

Hendery menggeleng lagi.

"The point is, Dejun lagi fokus sama skripsinya, kalau kamu kejar terus dia bakalan risih. Coba kamu beri sedikit dia ruang. Jangan takut dia diambil sama yang lain, karena Dejun bukan tipe orang yang mudah jatuh cinta. Got it?"

Hendery tersenyum lalu mengangguk.

"Good boy! kamu emang ga pernah salah pilih," Ten memeluk Hendery dengan hangat.

Kalau boleh jujur Hendery masih belum puas dengan saran Mae. Karena Dia merasa Dejun menghindar darinya tidak hanya saat Dejun di masa skripsi tapi dari dulu.

"Dejun... kamu bikin aku sinting...."
Batin Hendery sembari memeluk Mae.


🔸◾🔸◾
🎼🎼🎼

"Ahhh.. ahhh..." Taeyong mendesah keenakan ketika tiga jari Jaehyun bergerak di dalam holenya.

"Oh damn you..." Jaehyun mempercepat pergerakan jarinya.

"Daddy... Ahh... nghhh..." Taeyong mendongak sembari merapatkan pahanya.

Jari kekar Jaehyun semakin brutal bergerak, Desahan Taeyong memenuhi seisi kamar.

"NGHH.. I'M COMING... AHHH.." Taeyong meremas kuat lengan Jaehyun lalu mengeluarkan cairan kenikmatannya, memenuhi perutnya dan mengenai lengan Jaehyun.

Jaehyun mengeluarkan jarinya dari Hole Taeyong. Perlahan Ia mengarahkan penisnya ke arah Hole ketat tersebut. Digesekannya penis beruratnya ke bibir Hole Taeyong.

"Sshh.. Come on Daddy.." Kaki Taeyong menekan pinggang Jaehyun.

Jaehyun sedikit menggeram ketika penisnya masuk sempurna ke dalam Hole Taeyong.

Merekapun melanjutkan kegiatan morning sex mereka.

Hari ini adalah weekend, semua keluarga Jung berada di rumah. Seperti biasa, setiap holiday Mommy dan Daddy akan melakukan ritual seperti tadi di pagi hari.

"Abang~" Beomgyu memeluk Mark dari belakang.

Mark tertawa kecil melihat kelakuan adik bungsunya itu.

"Aku masih ngantuk..." Beomgyu memejamkan matanya lalu menyenderkan kepalanya di punggung Mark.

"Kalau masih ngantuk kenapa bangun dek?"
Mark membalikan badannya dan memeluk erat Beomgyu. Diletakannya kepala adiknya untuk bersandar di dadanya.

"Oouhh cocwitnya abang adik ini," Jeno tiba - tiba datang dan menarik rambut Beomgyu lalu berlari menjauh.

Beomgyu melepas pelukan Mark dan mengejar Jeno. Rasa kantuknya tiba - tiba sirna.
"SIALAN LO!!!"

"Hadeh.. as always.." Mark menghela nafas, sudah terbiasa dengan keributan Jeno dan Beomgyu. Mark mulai membuat sarapan untuk adik - adiknya, membuat sandwich.

Lift terbuka, Sungchan dengan mata yang sedikit terpejam berjalan menuju dapur.

"SINI LO JENO JELEK!!!" Beomgyu melempar bantal sofa ke arah Jeno.

Jeno dengan sigap menghindar, "GA KENA WLEEE.." Ia menjulurkan lidahnya.

"Hey, good morning brother!" Mark ber-highfive dengan Sungchan.

Sungchan hanya mengangguk lalu menuangkan air hangat ke dalam gelas.

"Are you sleep well last night?" Mark memotongi selada sembari melirik ke arah Sungchan.

Sungchan hanya mengangguk lagi.

"Good, now...can you help me please?" Mark tersenyum.

"Sure, what should I do?" Sungchan meletakan gelas yang Ia pakai tadi.

"Minta tolong belikan mayonnaise yang pedas ya? itu kesukaan Mommy tapi ini hampir habis, takutnya besok pagi dadakan ga bisa buat lagi. Mau kan?"

Sungchan yang mendengar perintah Mark langsung mengangguk dan bergegas pergi.

"Cuma Jeno doang adik yang up normal..."
Mark bergumam sembari melirik sinis Jeno yang masih beradu mulut dengan Beomgyu.

Swipe for next

Pacar Lima Restu 🌷 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang