Media tidak berhenti membicarakan tentang Satya, tidak hanya surat kabar dan media daring bagian hiburan -- terutama Menit News -- paling banyak. Tidak hanya kasus pembunuhan, tetapi masa-masa dia kuliah di New York hingga kehidupan berpesta, paling parah tentu saja berita ciuman dalam keadaan mabuknya dengan Terry kembali naik. Dalam beberapa artikel yang memuat wawancara dengan sahabat-sahabat Satya, semua kompak menjawab tidak tahu dan urusan pribadi tidak semua bisa dibagikan.
"Serius, Vik. Eneg gue baca beritanya Pak Satya melulu," keluh Intan diiringi gebrakan kecil dari meja kubikel. "Padahal gue mau buka artikel resep makanan. Beda, ya, media daring kredibel sama enggak. Food & Travellista malah jarang nerbitin artikel tentang makanan kesukaannya Pak Satya lalu melebih-lebihkan pakai narasi 'Anak Sultan makan di pinggir jalan, sungguh keajaiban'. Coba aja media daring F&T nerbitin artikel resep lagi kayak lima tahun lalu, bawa bekal gue tiap hari."
Siapa yang tidak tahu media bergengsi Food & Travellista? Media daring yang berfokus pada kekuatan rasa dan penulisan cantik, tidak sekadar bilang enak atau mau meninggal saja. Vika juga suka menonton video resep makanan atau episode Food Journey -- acara makan-makan dikemas ala serial dokumenter dan membahas sosok di baliknya -- yang sekarang sudah masuk musim ke lima. Sayang, mereka meniadakan video resep sejak tahun lalu karena si talent sudah resign dan sampai sekarang belum menemukan pengganti.
Diam-diam, ia setuju dengan pernyataan Intan. Dia memundurkan lalu memiringkan kepala pada kubikel sampingnya.
"Kasihan amat ponselmu, Tan. Tinggal berapa bulan tuh cicilannya?" Vika mendengus kecil lalu kembali ke posisi semula sambil menyelesaikan bikin tulisan untuk bahan promosi Mie Gara varian baru -- rasa pedas korea -- yang akan diluncurkan bulan depan.
Dari sudut mata Vika, terlihat Intan buru-buru ambil ponselnya dengan panik sambil elus-elus. Bibir Intan maju beberapa sentimeter. "Bisa nggak sih nggak usah diingetin? Bulan depan lunas kok."
"Makanya, jangan banyak utang buat nggak penting." Vika tertawa geli, sungguh ia tak habis pikir. Apa demi gengsi dan kehormatan semua orang berlomba mendapatkan barang bermerk sampai mengorbankan kondisi finansial?
Sungguh tidak habis pikir. Gue aja kadang beli bermerk nggak mau sering-sering dipakai kalau nggak penting-penting amat.
Satu jam kemudian dari jam masuk kerja, Vika meregangkan tangan ke atas pertanda pekerjaannya selesai. Dia meminimalisir erangan agar tidak mengganggu rekan kerja lainnya, hingga seseorang mengetuk dinding kubikel bagian kanan. Matanya melirik pada Intan yang pipinya bersatu dengan dinding bahan triplek tahan lama itu dengan mulut bentuk ikan kembung. Tidak lupa dengan mata berbinar genit, oh tidak itu adalah tanda bahwa Intan bawa berhasil mengendus keanehan atau makhluk halus.
"Asli, merinding gue liat lo gini. Video penampakan dunia lain kalah sama wajah kepo bin sok imut lo kayak admin Lambe Tempe atau Menit Forum." Vika menyerngit aneh, lalu mendesah seraya menggumam. "Oh Tuhan, kenapa aku selalu dikelilingi orang aneh?"
"Pak Satya kok belum datang, ya? Ini sudah satu jam lebih." Mata Intan bergerak ke segala arah, bahkan ada salah satu rekan menatapnya tajam sejenak sebelum tenggelam pada komputer.
"Mana gue tahu, Tan." Vika mengedikkan bahu dengan cuek, walau dalam hati juga penasaran.
"Tumben lho, setelat-telatnya beliau tidak pernah sampai satu jam." Intan memilin bibir sambil berpikir.
Suasana sunyi kantor mendadak dihantam ombak, bikin Vika dan Intan langsung kembali ke pekerjaan. Namun, tidak dengan rekan kerjanya yang sesekali melirik dengan gusar dan kesal, beberapa saling bergumam tentang julukannya sebagai sang pembunuh sekaligus jijik. Vika benar-benar tidak habis pikir, satu kesalahan orang bisa menghapus seluruh kebaikan dalam satu jentikan jari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reputasi | ✓
Mystery / Thriller[SERI PANDORA #3] (21+) Cover by: shadriella. Satya Narayan Anggara (28), adalah cowok humoris, ganteng, gampang bergaul, dan digadang-gadang menjadi penerus Grup Anggara. Sebelum itu, Satya bekerja sebagai supervisor divisi pemasaran untuk jenjan...