Beberapa Bulan Kemudian
Panggung yang membentuk huruf T dengan bagian latar belakang dipenuhi oleh bunga-bunga warna pink, merah, kuning, sampai putih yang digantung pada rumput buatan yang menempel di area latar belakang. Kursi penonton pagelaran busana yang biasanya pakai model tangga, kali ini hanya pakai kursi dari kayu daur ulang dengan model mendatar. Sarah sengaja soalnya tidak mau mengundang banyak awak media dan tamu. Ini masih pagi, acaranya diadakan pada sore hari, menambah keunikan pagelaran busana yang biasanya diadakan malam hari. Alhasil, para model, kru tata rias, panggung, dan event organizer bekerja dari pukul delapan pagi.
Senyum lebar Sarah tercetak sempurna, tidak sia-sia kerja kerasnya membangun ulang Devina Boutique. Pagelaran busana yang bertema musim semi sebagai awal baru sejauh ini sesuai ekspektasi. Tidak hanya itu, ia bisa mengembalikan kesetiaan pelanggan lama dan menambah pelanggan baru yang kebanyakan seusia Mami Kirani. Untuk yang terakhir, memang Sarah kembali dekat dengan Beliau, bahkan jika tak sibuk mereka berdua sering makan siang bersama. Hal ini juga yang bikin perempuan berambut panjang lurus itu bikin inovasi baru, yaitu desain pakaian dan celana yang nyaman, modis, dan tanpa kelebihan motif yang menyiksa mata.
Kepada majalah Chic Indonesia, di tengah-tengah teriakan Pak Wandit – koreografer fesyen senior – pada model yang lagi latihan jalan. Sarah bersama salah satu wartawan dan kameramen melakukan wawancara, tentu saja mereka duduknya di kursi paling belakang.
Pertanyaan yang dilontarkan wartawan bikin Sarah bisa jawab dengan nyaman, masih seputar inspirasi, koleksi busana yang kali ini memadukan mewah tapi tetap nyaman, proses di balik Devina Boutique yang baru.
"Model yang Mbak Sarah pilih tuh unik dan terlihat inklusif, apa yang melatari Mbak untuk pilih mereka semua?"
Sarah melirik ke para model yang lenggak-lenggok, mereka semua tidak sama. Ada yang berbadan gemuk, terlalu kurus, rambut keriting, bentuk payudara yang kecil mau pun besar, sampai ada yang vitiligo. Ia tersenyum bangga, merasakan kerja keras mereka yang akhirnya terbayar. Kepala Sarah kembali berhadapan dengan wartawan.
"Yang bikin saya mau memilih mereka adalah Devina Boutique ingin pemakainya percaya diri apa pun bentuk badan mereka. Saya miris banget, Kak, melihat banyak pakaian tuh ditujukan untuk orang-orang berbadan kurus saja. Terus yang badan semok atau gemuk nggak bisa, gitu? Ada banyak kemungkinan mereka berada di posisi tersebut, ada yang sedang melawan penyakit atau lagi proses menurunkan berat badan. Dari sini, Devina Boutique ingin sekali melawan pasar fesyen pada umumnya."
Pewawancara itu sedikit melongo, terpana dengan jawaban Sarah yang lugas tapi santai. Sampai si kameramen mencolek bahu, dan dia berdehem. "Jawaban yang menarik sekali, Mbak. Oh, ya, sebenarnya pertanyaan ini agak bersifat pribadi, tapi saya menjamin bahwa sebelum artikelnya diterbitkan akan saya kasih ke Mbak dulu untuk baca duluan. Apa tidak apa-apa?"
Sarah agak terpana, wartawati satu ini sungguh punya sikap baik. Jarang-jarang dia menemukan awak media yang begini. Apalagi di Indonesia bahwa privasi adalah segalanya.
"Saya tersanjung sekali lho, Kak. Soalnya jarang yang kayak gini, biasanya wartawan pada terobos nanya urusan pribadi ke narasumber tanpa izin. Baiklah, mau tanya apa?" Sebenarnya Sarah sedikit tahu pertanyaan merembet pribadi itu, tapi ia lebih penasaran bagaimana mereka eksekusi pertanyaannya.
"Ada rumor bahwa Mbak Sarah tuh dulu pernah pacaran sama Mas Satya yang merupakan anak bungsu dari konglomerat Anggara, sampai-sampai Devina Boutique itu dimodalin sama dia. Pertanyaan saya, apa betul itu semua?"
Sarah tertawa kecil, tentu saja ia tahu rumor itu sejak ada fotonya sama Mami Kirani bincang-bincang di acara amal untuk menanam seribu pohon. "Untuk bagian saya sama Mas Satya pernah pacaran, itu betul, Namun, hanya selayaknya cinta monyet remaja. Kami akhir-akhir ini berkontak karena Mas Satya butuh bantuan saya soal kasusnya." Sarah jeda sejenak untuk minum air mineral. "Nah untuk Grup Anggara yang memodali saya untuk Devina Boutique, tentu saja itu tidak benar. Butik ini adalah hasil jerih payah saya selama belasan tahun. Mereka hanya bantu saya untuk renovasi toko akibat permasalahan beberapa bulan lalu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Reputasi | ✓
Mystery / Thriller[SERI PANDORA #3] (21+) Cover by: shadriella. Satya Narayan Anggara (28), adalah cowok humoris, ganteng, gampang bergaul, dan digadang-gadang menjadi penerus Grup Anggara. Sebelum itu, Satya bekerja sebagai supervisor divisi pemasaran untuk jenjan...