"Hanya ini yang bisa saya laporkan padamu."
Kepala Pandora menengadah ke lampu gantung yang bercahaya remang-remang dan bebatuan kuat yang menopang ruang bawah tanah. Rasa kosong menjalar pada sang anonim, lalu diikuti nyeri leher. Ini benar-benar tidak terduga, selama mengurus permainan sang anak kesayangan tidak ada yang sesulit ini. Isi laporannya secara singkat adalah sang pengawas muda diringkus oleh keamanan karena dituduh mencuri uang, dan sang anak kesayangan yang babak belur akibat dihajar oleh sekelompok orang jahat dan sekarang kondisinya babak belur dan opname. Syukurnya tidak sampai masuk ICU, berarti energi dari batu Manakara masih tersisa dan telah dipergunakan sebaik mungkin. Ada terselip kekhawatiran saat ia tahu Manakar telah berhasil mengajari Satya mengaktifkan energi pisau belati itu seutuhnya, tapi ketika ternyata dipergunakan untuk orang jahat ternyata bikin aman terkendali.
"Sudah kamu hubungi putranya Mbok Dar?" Pandora bersuara setelah beberapa menit diam.
"Sudah, Pandora," jawab Sang Pengawas Kepercayaan. "Kemarin dia menghubungi Anda pakai kata sandi."
"Benarkah?" tanya Pandora kebingungan. "Selama beberapa hari tidak ada yang menghubungi saya sama sekali. Kotak surat dari dia juga belum muncul."
"Dia pakai kata sandi 0342, Pandora."
Astaga ternyata, Pandora bangkit dari singgasana untuk ke sisi kanan kantornya tempat rak-rak buku. Tangan robotiknya mengambil telepon berwarna biru langit yang tombolnya diputar. Jarinya menekan kode 0342 dengan nomor ponsel Panji. Tiga kali nada sambung baru terdengar sapaan dari Pengawas kesayangannya itu.
"Maafkan saya, Panji, karena saya sudah lama tidak mengaktifkan kode ini." Kode 0342 adalah kode yang digunakan Pandora pada pengawas saat salah satu anak kesayangannya mengalami hal berbahaya tingkat tinggi.
"Tidak apa-apa, Pandora," ujar Panji dari seberang telepon, ada sedikit suara orang-orang, berarti lagi di tempat umum. "Soal Satya dan Manakar memang parah, sekarang sudah aman terkendali. Kekuatan pisau belati itu sedang mengalami pemulihan akibat terlalu banyak energi terkuras, bersamaan dengan kondisi Satya itu sendiri."
Pandora berusaha menetralkan kekhawatirannya, tapi gagal. "Pengawas Muda? Temannya Satya bagaimana?"
"Untuk teman Satya sedang dalam proses penyelamatan karena dibawa oleh orang yang dendam dengan dia, sedangkan sang Pengawas Muda sendiri ditolong oleh pengacaranya Satya."
Panji yang di seberang telepon melanjutkan pembicaraannya. "Kebetulan, orang terdekat Sang Pengawas Muda memberikan ponselnya pada saya. Ternyata dia sudah menemukan siapa pelaku sebenarnya beserta jaringan di bawahnya. Dia memakai teknik pelacak yang terhubung pada laptopnya yang dicuri perampok sejak kecelakaannya beberapa bulan lalu."
Senyum tipis di balik topeng Pandora terbit. "Sudah saya duga Satya benar-benar bisa menyelesaikan masalahnya sendiri." Kepalanya menoleh pada sang Pengawas Kepercayaan sebagai rasa puas bahwa prediksinya benar.
"Terus kabari saya dan lakukan apa yang seharusnya dilakukan, ya, Panji. Saya akan membantu Pengawas Muda dan Satya sebisa"
"Baik, Pandora. Akan saya kabari jika ada berita baru, terima kasih dan sampai jumpa."
"Sampai jumpa."
Pandora berjalan ke cermin panjang yang terletak di dekat pintu ruang kerja. Tangan kanannya terulur lalu memutarnya perlahan. Cermin tersebut berubah jadi aliran ombak yang berputar dengan tenang, dan muncullah latar rumah sakit, kantor polisi, sampai sebuah kamar berukuran tiga meter dan perempuan yang tertidur pulas dengan satu kakinya diikat dan rantai yang menggantung pada pilar rak besi.
"Sebaiknya jangan gegabah, Pandora." Sang Pengawas Kepercayaan langsung angkat suara, tahu pikiran sang Anonim. "Kita lihat bagaimana Satya dan yang lainnya bisa menyelesaikan masalah ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Reputasi | ✓
Mistério / Suspense[SERI PANDORA #3] (21+) Cover by: shadriella. Satya Narayan Anggara (28), adalah cowok humoris, ganteng, gampang bergaul, dan digadang-gadang menjadi penerus Grup Anggara. Sebelum itu, Satya bekerja sebagai supervisor divisi pemasaran untuk jenjan...