BAB - 22: Manuver Strategi

85 2 46
                                    

"Demikian presentasi dari saya terkait analisa promosi pendakian Mahameru, terima kasih dan bila ada pertanyaan bisa ajukan sekarang."

Teman-teman kerja Satya yang ikut membantu dalam analisa pemasaran promosi mengacungkan pertanyaan. Satya juga menjawabnya dengan baik, dia tahu intinya mereka masih mempertanyakan teaffic penonton dari vlognya Terry selama mendaki di mana terdapat keterbatasan sinyal. Apalagi pengikut blognya yang baru masih belum paham akan sistem waktu postingan Terry ketika travelling di tempat macam tadi.

Terry duduk di kursi ujung, mengamati dengan senyum bangga. Dia menerima analisa Satya soal ide tentang tips-tips yang tidak boleh dilakukan pendaki saat berada di Ranu Kumbolo dengan model parodi dan langsung di tempat setelah matahari terbit. Terry tidak mempermasalahkan itu, malah ide parodi itu dia yakin bakal bikin penonton dan pembacanya bertambah. Benak Terry sudah terisi oleh adegan teman-teman sesama konten kreator pada iri dengan kesuksesannya.

"Betulkah itu, Ter?"

Suara Satya berhasil membuyarkan angan Terry barusan. Perempuan mungil itu berdeham dulu sebelum jawab. "Betul sekali, tapi saya tidak mau menambah properti dan gerakan dansa aneh-aneh ala aplikasi itu. Cukup akting seperti biasa dan pakai properti sederhana. Kita buktikan bahwa bikin konten tuh tidak usah aneh-aneh. Sponsor juga membebaskan kok."

Satya dan rekan kerjanya tersenyum puas, senang presentasi mereka yang sudah disusun dari beberapa hari lalu sukses. Mereka merayakannya dengan makan New York Alfredo beef truffle ukuran sedang dari Dominos. Terry juga ikut mencicipinya sambil menjawab pertanyaan terkait siapa yang akan ikut Terry ke Mahameru dari karyawannya dengan santai.

Mata Satya tak luput dari kegiatan Terry tadi. Gestur luwesnya memikat hati sekali, Satya tahu pasti Terry kewalahan menjawab pertanyaan dari rekan kerjanya yang lain. Begitu pizzanya sudah pada lolos di mulut dia menggerakkan kaki menuju ke posisi Terry, satu tangannya bertengger di pinggir sandaran kursi, bila dari jauh pasti kelihatannya lagi berangkulan.

"Mbak Nis, kasihan tuh Terry kewalahan jawab pertanyaan Mbak terus."

Kepala Terry menoleh ke kanan, ada selipan rasa lega atas kedatangan Satya.

"Habisnya, Sat, Mbak penasaran siapa yang akan jadi kru tambahannya Terry untuk ke Mahameru." Mbak Ninis adalah senior Satya yang paling cerewet di kerjaan, tapi baik di luar kantor. Menurut Satya, Mbak Ninis seharusnya ikut jadi kru tambahan karena di tangan beliaulah sponsor makin banyak berdatangan.

"Santai saja, Mbak." Terry tersenyum manis sambil membereskan dokumen. "Dua hari lagi sudah diumumkan kok, saya sudah tahu siapa yang bakal ikut jadi bagian kru."

Satya paham dengan senyum penuh harap dari Mbak Ninis sambil mengamati pergerakan Terry meninggalkan ruang rapat. Sungguh tidak bisa dipercaya bahwa sosok ini beberapa hari yang lalu datang dengan wajah sedih. Itu juga jadi pembahasan grup karyawan, tapi itu isinya pada memuji betapa profesionalitasnya Terry. Iya, Satya sendiri salut, tapi bila perubahannya sedrastis itu rasanya agak aneh. Mungkin saja itu adalah tabiatnya Terry, Satya tidak mau berpikir aneh-aneh kali ini. Sudah cukup tadi dia ikutan kaget bareng Sarah soal Sintia.

Selama kerja saja dia bolak-balik buka Whatsapp via website untuk melihat kabar Sarah yang masih belum ada sampai sekarang. Untung saja sebentar lagi pekerjaannya sudah selesai walau setengah jam dari jam pulang kerja. Pria itu memutuskan untuk ke pantry buat bikin teh manis hangat biar cukup energi karena rencananya dia mau ambil mobilnya yang masih nginap di bengkel Koko Tian.

Ah sungguh melegakan tenggorokan.

"Sudah kuduga, kamu pasti sukanya main ke sini."

Energi dan hati Satya perlahan ceria begitu tahu suara tersebut. Dia membalikkan badan dan menaruh minumannya di meja pantry yang berhadapan dengan Terry. Terry sendiri beranjak sebentar untuk mengambil segelas air mineral dari dispenser lalu kembali ke tempat semula.

Reputasi | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang