PART 3

733 44 0
                                    

Happy Reading
.
.
.

...

Sekarang hari minggu, Asram sedang joging di taman yang tidak jauh dari rumahnya. Ini sudah rutinitasnya setiap hari minggu.

Setelah selesai pria itu memutuskan untuk pulang, tidak seperti sebelum-sebelumnya. Karena biasanya ia akan istirahat sekitar lima belas menit sebelum pulang.

**

"Hai Neng," ucap seorang pria gemuk pada Nur.

Nur menatap kedua pria itu dengan was-was. Gadis itu akan segera pergi tapi tangannya ditahan sama pria gemuk.

"Tunggu dulu dong, Cantik." Pria itu mengedipkan sebelah matanya membuat Nur bergidik ngeri.

"Lepasin tangan gue!" kata Nur dengan ketus.

"Cantik-cantik tapi galak," celetuk pria gondrong. "Nggakpapa, biasanya yang galak lebih menantang." Lanjutnya.

Pria gemuk terkekeh. "Kan, lagi jamannya, Bro." sahutan itu membuat keduanya tertawa dan semakin membuat Nur geram tapi takut.

Gadis itu menyentak tangannya membuat pria yang memegang tangannya terkejut. Kedua pria itu terdiam menatap Nur dengan horor.

"Awas!"

Pria gondrong mundur beberapa langkah dengan ekspresi takut. "Awas! Awas! Hahaha ..."

Nur hanya berdecak kesal. Mau ngelawan tapi takut juga, nanti kalau mati konyol kan nggak lucu.

"Ada apa ini?!"

Suara itu menginstruksi membuat ketiganya menoleh. Nur tersenyum samar saat melihat kedatangan Asram di belakangnya.

'Syukur-syukur, ada pak Asram.' Nur menjauh dari sana, ia mundur untuk lebih dekat pada Asram.

"Pak, mereka gangguin saya pak," ucap Nur membuat Asram menatap keduanya dengan datar.

Saat di jalan, dari jauh ia melihat seorang gadis yang sepertinya diganggu oleh preman. Dan ternyata itu Nur.

"Wah, ada yang sok jagoan, nih Bang," ucap pria gemuk membuat pria gondrong terkekeh remeh.

Pria gondrong mengangguk. "Gimana kalau lo gabung bareng kita, kan lumayan tuh."

Nur membulatkan matanya, gadis itu menoleh pada Asram yang sama sekali tak bergerak.

"Deal?" Pria itu mengulurkan tangan membuat Asram mendengus.

Asram menerima uluran tangan pria itu lalu dengan cepat diputar kebelakang membuat sang empunya meringis kesakitan. Pergerakannya dikunci oleh Asram membuatnya tidak bisa bergerak.

Pria gemuk membulatkan matanya. "Woii lepasin teman gue!"

Asram mengencangkan kuncian tangannya membuat pria itu memekik kesakitan.

"Pergi atau tanganmu patah!" tekan Asram membuat keduanya bergidik, menelang saliva dengan kasar. Pria itu mengangguk brutal membuat Asram melepas tangannya.
Setelah lepas keduanya berlari segera menjauh.

Salah Paham Membawa Sah! [END] (Revisi-remake) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang