PART 38

293 16 0
                                    

Happy Reading
.
.
.

...

"Mau makan mie." Ika mengerjapkan matanya beberapa kali, menatap suaminya penuh permohonan.

"Bubur aja yah, mas ambilin."

Ika menggeleng ribut.

"Nggak ah, pengen mie. Udah lama nggak makan. Yah, mas?" Asram akhirnya mengangguk.

"Yaudah, Mas masakin dulu."

"Ikut."

"Sayang."

"Aiih Mas~" Ika  terus merengek membuat Asram lagi-lagi menghela nafas mengalah dengan Ika. Ia mengangguk lalu, akhirnya mereka kedapur.

"Kamu duduk aja biar Mas yang masak."

Ika menggeleng protes. "Yang mau makan Ika. Jadi, yang masak harusnya Ika."

Melihat Asram hendak membuka mulut, protes dengan ucapannya. Ika buru-buru berbicara. "Mas, duduk aja. Ika yang masak!" tegasnya.

Asram lagi-lagi harus mengalah, akhirnya ia duduk di kursi meja makan. Memperhatikan Ika yang memasak air. Lalu melangkah ke arah rak untuk mengambil mie.

Asram hanya diam, pria itu menahan tawa melihat Ika yang berjinjit berusaha meraih mie yang di simpang di rak bagian atas. Mungkin karena sudah lelah, Ika berbalik lalu melihat ke arah Asram dengan sedikit kesal.

"Mas," panggilnya sembari menghentakkan kakinya kesal.

Asram berdiri, melangkah ke arah Ika lalu mengbil satu mie di rak. Melihat Ika yang sedang membuka bungkus mie, Asram memilih memeriksa air yang dimasak di atas kompor.

Setelah memisahkan mie dan bungkusannya. Ika berjalan ke arah tempat sampah yang terletak di dekat pintu belakang, pintu kaca. Jadi, otomatis ia bisa melihat tembus keluar. Kecuali yang di luar tidak bisa melihat tembus ke dalam. Ya kalian paham'kan yah.

Ika membuang bungkusan mie itu setelah tempat sampahnya dibuka, merasakan sedikit aneh, ia menoleh kedepan, melihat keluar. Di luar terang karena telah di sediakan lampu, jadi Ika bisa melihat keadaan di luar yang terlihat sunyi dan tenang.

Matanya meliar, merasa aman ia berbalik. Tapi, sebelum itu tatapannya terpaku pada pot tanaman yang tidak diam seperti ada sosok makhluk disitu. Semakin diperhatikan, Ika penasaran. Tapi terdapat juga rasa takut dalam dirinya.

Ia mendekat ke arah pintu. Mengunci tatapannya pada pot itu. Beberapa lama kemudian, goyangan tanaman itu semakin keras membuat Ika semakin takut. Ia mundur satu langkah, tapi belum mengalihkan tatapannya dari situ.

Tidak berapa lama kemudian, seekor kucing hitam melompat keluar. Matanya berwarnah kuning terang karena di sorot oleh lampu belakang. Kucing itu melompat bersamaan dengan panggilan Asram yang membuat Ika terkejut. Secara spontan Ika berbalik lalu melompat ke ke arah Asram. Berakhir dalam gendongan suaminya, membuat Asram terkejut bukan main.

Asram menahan pinggang Ia agar tidak terjatuh, sedangkan sang empuh diam, menegan. Kakinya melingkar erat di pinggang Asram dan wajahnya bersembunyi diperpotongan leher suaminya.

Salah Paham Membawa Sah! [END] (Revisi-remake) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang